Bonobo Yang Biseks…

Dua betina bonobo sedang melakukan kegiatan seks di kebun binatang San Diego, AS.

Bagi sebagian dari anda mungkin masih merasa asing dengan nama “Bonobo”. Ya, bonobo adalah salah satu spesies kera yang walaupun secara genetik paling dekat dengan manusia namun kepopulerannya jauh dari “sepupunya” yaitu simpanse. Sepintas lalu, bagi kita yang tidak terlatih untuk membedakan antara simpanse dan bonobo, akan sulit membedakan kedua spesies tersebut. Namun, ciri-ciri umum yang membedakannya dari simpanse adalah badannya yang relatif lebih ramping, kaki yang lebih panjang sehingga jikalau ia berdiri dengan dua kaki proporsinya lebih mirip dengan manusia, bibirnya yang lebih berwarna merah muda, ada sedikit gumpalan ekor hingga masa dewasa, serta ada rambut (bulu) yang lebih panjang terutama di bagian samping kepala. Selain itu, biasanya jika bonobo berjalan dengan “empat kaki”-nya, “kaki depan”-nya (yang sebenarnya adalah sepasang lengan tentu saja) biasanya berjalan dengan telapak tangan yang terbuka, berbeda dengan simpanse yang kebanyakan berjalan dengan telapak tangan terkepal.

Keunikan lainnya dari spesies yang habitat aslinya hanya bisa ditemukan di Republik Demokratik Kongo ini adalah dalam struktur sosialnya telah menganut prinsip egalitarian di mana jantan yang secara fisik lebih kuat tidak selamanya dominan.  Bahkan dalam struktur sosial bonobo, betina cenderung jauh lebih dominan dibandingkan yang jantan. Hal ini sangat bertolakbelakang dengan struktur sosial simpanse atau kebanyakan dunia binatang lain, di mana yang jantan, yang secara fisik lebih kuat, cenderung untuk mendominasi struktur sosial yang ada. Selain itu yang membedakannya dengan simpanse adalah, spesies ini (bonobo) adalah spesies yang penuh kedamaian. Kekerasan antarkelompok yang dapat berakhir dengan pembunuhan yang sangat umum terdapat dalam masyarakat simpanse tidak pernah ditemukan pada masyarakat bonobo ini.

Dua ekor bonobo yang tengah berdiri tegak

Namun yang paling mencengangkan adalah perilaku seks dari spesies ini. Itu disebabkan karena tingkat biseksualitas yang sangat tinggi pada bonobo. Walaupun biseksualitas telah banyak ditemukan di spesies-spesies lainnya dan dianggap sangat alamiah, namun tingginya tingkat biseksualitas pada bonobo “cukup mencengangkan”. Itu karena lebih dari 75% bonobo melakukan kegiatan seks biseksual baik yang betina maupun yang jantan. Yang betina sering mengusap-ngusapkan genitalianya kepada betina yang lainnya (seperti gambar di atas), sementara yang jantan seringkali berhadap-hadapan untuk “mengadu” penisnya dengan penis jantan lainnya, atau saling menggesek-gesekan scrotum mereka.

Para ahli mengatakan bahwa kegiatan seks yang ada pada bonobo tidak selalu bertujuan untuk pengembangbiakan keturunan, namun juga bentuk daripada kegiatan sosial atau tanda persahabatan yang berguna untuk mengurangi tensi sosial yang ada pada individu-individu bonobo. Motivasi-motivasi seks seperti itu sangat tidak lazim di dunia binatang di mana binatang biasanya cenderung hanya punya satu motif dalam melakukan kegiatan seks yaitu: berkembang biak! Di dunia binatang (animal kingdom), hanya manusia yang punya motif-motif sosial dalam melakukan kegiatan seks. Yang juga tak kalah mengejutkan adalah ternyata bonobo (seperti halnya manusia) juga mempunyai variasi-variasi yang banyak dalam melakukan kegiatan seks, mulai dari hanya sekedar “mengadu” alat kelamin masing-masing hingga oral seks dan berhubungan seks langsung, sesuatu yang hampir tidak mungkin kita temukan pada hewan-hewan lainnya. Pendek kata, variasi kegiatan seks pada bonobo hanya kalah dari variasi kegiatan seks yang diciptakan oleh imajinasi yang ada pada manusia…..