Yah…. Begitulah Fesbuk…

Facebook-LogoSeorang rekan blogger, baru saja memutuskan langkah yang “drastis” **halaah** dengan mendeaktivasi (bener nggak ya Bahasa Indonesianya??) akun Fesbuknya di dunia maya. Rekan blogger tersebut mengeluh karena tidak bisa menghentikan kecanduannya sehingga khawatir akan menemukan kesenangan palsu dalam dunia maya sehingga akan mengalahkan aktivitasnya sehari-hari dalam dunia nyata. Sebenarnya menurut saya pribadi, ia tidak perlu untuk membabat habis akun Fesbuknya, bagaimanapun juga suatu saat akun Fesbuknya bisa sangat berguna kelak untuk sesuatu yang lebih serius (walaupun sebenarnya mudah saja untuk membuat akun baru, namanya juga gretongan!). Namun tentu saja saya juga harus mengerti keputusannya “membabat habis” akun Fesbuknya karena mungkin kecanduannya sudah over, cara satu-satunya mungkin adalah dengan cara mendeaktivasikannya.

Saya sendiripun sebenarnya punya akun Fesbuk, namun entah kenapa saya tidak bisa ketagihan dengan yang namanya Fesbuk. Mungkin juga karena dari semula akun Fesbuk saya hanya saya fokuskan untuk mencari teman-teman lama saja walaupun masih banyak teman-teman lama yang belum saya temukan via Fesbuk. Sementara rekan-rekan blogger, teman-teman yang setiap hari hampir ketemu dan juga saudara-saudara dekat yang juga sering ketemu, tidak saya “add“. Apalagi orang-orang yang tidak saya kenal sebelumnya, yang justru paling banyak untuk minta di-add!! Mungkin ini menyangkut kesinisan saya pada jejaring-jejaring sosial macam ‘Fesbuk’ ini, karena pada zamannya Friendster dulu saya mengalami banyak kepalsuan yang ada dalam Friendster, pertemanan hanya didasarkan pada penampilan foto saja dan bahkan tidak jarang demi menggaet teman-teman yang banyak mereka menggunakan foto-foto palsu! Sejak itulah saya merasa bahwa mencari pertemanan  lewat jejaring sosial seperti itu kebanyakan (tidak semua lho) akan mendapatkan teman-teman yang “palsu” terutama bagi yang belum dikenal sama sekali. Mungkin saja fotonya palsu, atau bisa jadi fotonya asli tapi ia menyembunyikan “jati diri” yang sebenarnya.

Hal ini diperparah dengan banyaknya narisisme yang ada di Fesbuk demi “mencuri” hati atau mendapat pengakuan dari pengguna Fesbuk lainnya padahal keadaan sebenarnya tidak seindah apa yang ditampilkan di Fesbuk. Mereka yang narsisis di Fesbuk (terutama narsisisme yang “tidak jelas” atau dalam konotasi negatif) biasanya orang yang tidak mendapat pengakuan di lingkungan riilnya, orang yang kesepian (walaupun bisa saja ia punya banyak kawan riil, namun tidak “dianggap”). Orang yang sudah mendapat pengakuan dari lingkungan riilnya biasanya tidak akan merasa perlu berlaku narsisis di dunia maya atau jikalau ia narsisis, warna narsisismenya akan berbeda.

Namun tentu saja kita tidak perlu anti dengan Fesbuk. Hanya saja jikalau kita ingin lepas dari jeratan “candu Fesbuk” gunakanlah jejaring tersebut pada satu atau dua fokus yang jelas dan positif saja. Misalnya untuk mencari teman-teman lama atau untuk promosi bisnis ataupun untuk bertukar fikiran yang positif atau untuk misi-misi sosial atau kemanusiaan. Tidak perlu mulai melontarkan kata-kata di dinding dengan komen-komen yang berkualitas rendah sekelas komen-komen yang dilontarkan oleh, maaf,  un/une domestique! :mrgreen:

24 responses to “Yah…. Begitulah Fesbuk…

  1. Meskipun FB memiliki fitur notes namun tetap saja rasanya berbeda dengan menulis di blog. Ya ada plus minusnya, meskipun kalau sudah ketagihan lebih banyak minusnya 😀

  2. mendeaktivasi itu harusnya yang benar menonaktifkan.

    gw sih udah mulai kecanduan sama Fesbuk, terutama game-nya. lagipula teman-teman di sekolah juga pada seneng mainan Fesbuk. ya sudah, komunikasi antara teman dan gw lewat Fesbuk.

  3. oh iya pak kita belum temanan yah di FB hehe 😀

    wah sy banyak ketemu teman2 SD, SMP, SMA di FB bisa bernostagila 😀 hehe

    yah sampe skrg malah sy merasa ngak kecanduan game2nya FB 😀 heran

  4. FB jangan dijadiin candu mas… tapi dijadiin sarana refreshing waelah…..
    Salam Hangat

  5. Ketergantungan sama dunia online buat beberapa orang termasuk saya emang ga bisa dihindari. Ga bisa hidup tanpa online internet, karena emang telah mendapatkan dampak positif yg sangat banyak. Ya salah satunya FB.

    Meksipun demikian, saya juga suka khawatir kecanduan FB sehinga bikin urusan yg lain yg jauh lebih penting terbengkalai. Jadi, FB saya juga udah dideaktivasi. Tapi deaktivasi FB tidak sama dengan membabat habis akun FB. Karena, sekarang, untuk me-reactivate-nya cukup dengan login aja. Deactivate-Reactivate ga beda dengan logout-login. Gelo emang si Mark, sekali kita udah bikin akun FB maka selamanya ga bisa dihapus.

  6. mungkint ergantung orang yang memakainya. Seperti halnya kegiatan sehari-hari, fesbuk kalau bisa mengatur waktu akan menambah relasi dan pengetahuan. tapi kalau kedodoran waktu dengan fesbuk, bisa kecanduan.

  7. saya pemillik afun fesbuk, dengan ini menyatakan tidak akan mendeaktivasi fesbuk saya, dengan alasan apapun, karena saya sudah kecanduan blog. jadi jarang apdet status di fesbuk.

  8. @indra kh

    Iya beda nulis di notes sama di blog. Kalau di FB cuma bisa nulis yang onnozel-onnozel aja, dan juga biasanya reaksinya juga onnozel juga, lagian sayang kalau nulis di FB, nggak semua orang bisa baca! 😦

    @diazhandsome

    Ooo… yang benar menonaktifkan ya?? tetapi kok masih Bahasa Inggris juga dari nonactive?? Kalau mendeaktivasi ada to deactivate tetapi perasaan sih nggak ada to non-active deh… huehehehe….

    Hmmmm… kalau masih SMA sih nggak apa2 kecanduan FB, karena anak SMA masih nggak mikir apa2an cuma ‘hardolin’ doang… alias dahar, modol dan ulin (makan, boker dan main) aja… huehehe… :mrgreen:

    @aRuL

    Kita bertemanan di sini aja cukup kok. Pertemanan sama sekali tidak diukur oleh apakah kita terhubung di FB, betul nggak?? :mrgreen:

    Iya betul…. buat saya yang paling seru di FB adalah bernostalgia dengan teman2 lama…. saya juga nggak begitu kecanduan sama game-nya FB, (kecuali yang word game), biasa2 saja… 😀

    @agoesman120

    Masalahnya candu itu datang sendiri bukan masalah dijadikan apa nggak?? 😀

    Salam Hangat juga… 😀

    @mang kumlod

    Saya sendiri juga nggak berniat menghapus akun FB saya, siapa tahu nanti berguna. Yang jelas, dari dulu hingga sekarang fungsi internet yang paling utama bagi saya adalah tetap sebagai pencarian sumber informasi! 😀

    Btw… kok sekarang avatarnya ditutup kayak teroris gitu sih?? Bagusan avatarnya yang dulu… huehuehue… 😀

    @mandor tempe

    Biasanya orang yang bisa kecanduan fesbuk adalah orang2 yang nggak ada kerjaan atau orang2 yang kesepian…. huehuehue…

    @komuter

    Huehuehue…. begitu ya?? 😀

  9. ntar aja lah kalau udah liat kamus dikasih tau. hehehe… tapi setau gw sih menonaktifkan. media banyak yang menulis begitu.

    heemm… nggak juga ah. kadang di FB sambil nge-chat sambil ngerjain tugas. asik kan? hehehe

  10. Saya juga kurang begitu aktif di facebook, Pak.
    FB paling saya gunakan sebagai sampingan aja.

  11. Hehehe di kampusku FB diblokir.. dipaksa make m.facebook sama server.. senengnya.. soalnya saya sebenernya gak begitu suka liat mahasiswa yg ngenet cuma FBan.. kayak gak ada kerjaan aja.. (haha padahal klo saya sih edit templet melulu… )

  12. Saya pernah punya akun FB, tapi cuma sebentar terus non-aktif (tapi bukan deaktivasi). Yah…semuanya pada akhirnya tergantung pada yang make…bisa bermanfaat atau malah merusak… u control your self lah..

  13. untuk saat ini FB saya stop dulu, karena sudah mulai kecanduan & mengganggu kerja. Namun bukan berarti saya anti FB dan menganggap FB itu negatif karena saya sendiri dapat menemukan kembali kawan2 lama via FB.
    tks FB

  14. @diazhandsome

    Maksudnya kalau anak SMA masih nggak mikir banyak, jadi kerjaannya bisa fesbukan doang, belum nyari duit ndiri, getoh maksudnya… :mrgreen:

    @Edi Psw

    Ya bagus gitu… Nggak perlu kecanduan.

    @ardianzzz

    Aku juga sebel kalo lihat ada orang, apalagi orang dewasa yang bisanya cuma nge-FB doang! Sering aku sinisin, ya bisanya cuma FB-kan doang! Nah kalo utak-atik theme sih jauh lebih mendingan daripada sekedar FB-kan! 😀

    @soyjoy76

    Yup… betul sekale….. kendalikanlah penggunaan FB, karena penggunaan FB yang berlebihan dan bertujuan hanya untuk ecek-ecek apalagi sampai kecanduan adalah sampah…. 😀

    @gunawanwe

    Eh… mas Gunawan… ke mana aja neh?? Baru kedengaran…

    Saya juga FB hanya untuk bertujuan mencari teman lama. Teman yang setiap kali ketemu ataupun teman blogger tidak saya masukkan. Tapi yang jelas, saya ini hebat karena FB nggak mempan membuat saya kecanduan! **halaah** :mrgreen:

  15. Wah, ada saya disini. Terima kasih. Senangnya di link 😀

    Betul, ternyata akun Facebook tidak bisa dihapus. Sekali log-in sudah reactivate tuh. Memang sayang juga sebetulnya kalau dihapus. Banyak sekali memori indah disana 😦 Tapi saya sudah mencatat nomor telepon/ HP dan e-mail teman-teman saya, jadi tak perlu kehilangan kontak. Beruntungnya, mereka juga kehilangan saya yang cerewet dan bawel, yang sering update status tiap hari. Jadi mereka juga akhirnya add saya di YM :mrgreen:

    Sebenarnya Facebook banyak manfaatnya bagi saya. Cuma ketakutan tak bisa mengendalikan diri jauh lebih menghantui saya.

  16. Lha, saya dah gak narcis kok Pak.
    Hmmm …
    Saya, Abid. Ingat?
    :mrgreen:

  17. …saya sudah jadi anggota fb sejak lima bulan lalu…saya memerkirakan tema isi pesan fb selama ini….yg terbanyak bernada hahaha hehehe becanda plus berfoto ria….yg berskala cukup: berita individu-keluarga….berita kejadian nasional-internasional termasuk berskala kurang…dan terkurang: isi pesan moral dan atau pembangunan dan note….saya manfaatkan fb sejauh ini untuk pesan-pesan moral dan pembangunan dan senang berbagi komen….hemat saya,berkontribusi pemikiran bisa dimana saja termasuk di fb…. kecanduan fb..?…setiap yg nyandu termasuk dalam bekerja,lebih banyak merugikan ketimbang menguntungkan….karena itu wajar-wajar saja lah ber-fb ria….atau berbuat apapun….

  18. @Ratna

    Sebenarnya kalau memandang sesuatu harus secara keseluruhan. Misalnya jikalau seseorang memandang Fesbuk mempunyai nilai manfaat 2 dibanding nilai mudharatnya 0 dibandingkan dengan seseorang yang mendapatkan nilai manfaat 10 dari Fesbuk tapi nilai mudharatnya 20, ya mendingan orang yang pertama dong, nggak defisit… huehuehue…. jadi penilaian harus dilihat secara komprehensif… 😀

    @Abied

    Yang bilang narsis siapa?? Oh, saya ingat anda kok! Don’t worry! 😀

    @sjafri mangkuprawira

    Kalau nyandu bekerja walaupun tidak baik juga mungkin masih mendingan karena masih produktif dibandingkan nyandu Fesbuk namun cuma untuk hal2 yang nggak bermutu. Setiap yang negatifpun juga punya gradasi sendiri. Bukan begitu prof?

  19. ya kang yariNK….hemat saya,mengerjakan sesuatu yg berlebihan (tidak proporsional),apalagi nyandu (lupa diri?) cenderung berakibat negatif…termasuk di dunia pekerjaan…penelitian terhadap perilaku kerja di usa menunjukkan semakin tinggi alokasi waktu sampai di atas standar waktu kerja (proksi nyandu kerja) di kalangan manajemen….cenderung semakin berpeluang timbulnya ketidakharmonisan suatu keluarganya….sampai-sampai timbul teori utopia….”yg intinya kurangi waktu kerja berlebihan namun beresiko pendapatan berkurang asalkan keluarga harmonis” (padahal keharmonisan tidak hanya ditentukan oleh variabel waktu kerja saja)….tentunya termasuk nyandu di fb…bahkan ada fenomena (kasus) gara-gara nyandu fb terjadi kekerasan dalam keluarga…dimana sang isteri cemburu pd sang suami disangkanya berselingkuh via fb…dan sang suami tidak terima terus menganiaya sang isteri pencemburu itu….jadi hemat saya, proporsional sajalah dalam mengatur waktu kegiatan;fb ya monggo untuk hal-hal yg lebih positif….tanpa harus mereduksi perhatian pd kegiatan-kegiatan utama lainnya…termasuk masih nge-blog dengan asyiiiknya….

    • Betul prof, masalahnya di negeri kita Fesbuk masih banyak menjadi ajang yang tidak jelas, ajang narsis2an bahkan tak jarang jadi ajang tipu2an walaupun mungkin tipuannya tidak besar. Bahkan saya juga prihatin FB dibuat ukuran untuk mencari dukungan. Padahal kalau mau cari dukungan ya tidak perlu di FB (walau sah2 saja tentunya). Di FB satu orang bisa punya 100 akun. Sesuatu yang sangat “menipu”. Lebih parah lagi, saling menghujat tanpa ada pencerahan juga mulai marak di FB dalam merangka mencela fihak2 yang berseberangan dengan mereka. Kalau saya, dari dulu sampai sekarang fungsi utama internet adalah tetap untuk mencari informasi dan pengetahuan yang positif. Pemakaian FB buat saya hanya sampingan saja….

  20. Ping-balik: Cara Mengurangi Kecanduan Facebook « Belajar Bijak

  21. Memang Facebook bisa bikin nyandu bukan berhari-hari tapi bertahun-tahun.Ironis memang facebook dampaknya cukup besar.Semua rasa bisa terjadi di facebook..mulai dari cemburu,benci,jadi tertarik gara-gara lihat cewek cantik.Semua perlu mengontrol diri sendiri supaya facebook tidak menjadi acuan hidup..
    Tergantung pribadi masing-masing..hihihi

  22. Ping-balik: Cara Mengurangi Kecanduan Facebook « ISLAM ADALAH TANAH AIR KITA, MUSLIM ADALAH KEBANGSAAN KITA

Tinggalkan komentar