Debat Matematikapun Bisa Sekocak Debat Politik…

Walaupun saya akui, sampai debat sesi ketiga lalu, debat capres dan cawapres masih kurang menggigit (walaupun yang terakhir sudah lumayan), namun debat tim suksesnya yang kebanyakan terdiri dari para politisi masih sangat menghibur, minimal buat saya. Argumen-argumen para politisi tersebut yang seringkali bias dan tidak obyektif (tergantung pada fihak mana ia berada) merupakan bahan hiburan tersendiri untuk “ditertawakan” ramai-ramai.

Namun tahukah anda, tarnyata debat politik bukan satu-satunya topik yang dapat membuat sebuah perdebatan menjadi kocak. Ternyata debat matematikapun bisa membuat perdebatan menjadi kocak setidaknya seperti yang anda dapat lihat di sini. Topiknyapun sebenarnya cukup sederhana yaitu apakah benar \frac{0}{0}=1? Saya tidak akan membahas apakah \frac{0}{0}=1 atau tak terdefinisi karena anda bisa mendapatkan jawabannya yang bertebaran di jagad maya ini, lagipula saya juga bukan ahli matematika dan juga saya tidak bisa matematika. Tetapi saya akan mengomentari sedikit jalannya perdebatan tersebut.

Jikalau anda melihat sendiri perdebatan pada artikel tersebut jangan anda cari mana yang benar dan mana yang salah, karena jika anda pernah belajar matematika dasar anda dengan mudah dapat menentukan mana yang benar dan mana yang salah bahkan sebelum anda membaca perdebatan tersebut atau membaca komentar-komentar di artikel tersebut. Namun perhatikanlah bagaimana salah satu fihak pendebat yang terdesak menjawab pertanyaan dengan jawaban lain yang berbeda atau dengan fakta dan data-data lain yang tidak relevan dengan topik yang diperdebatkan. Nah, anda jangan terpengaruh dengan topik yang saya tulis ini, berusahalah netral namun tetaplah obyektif, nilailah sendiri mana menurut anda pendebat yang baik maupun mana pendebat yang ‘asal jawab’. Fihak yang ‘asal jawab’ sepertinya beranggapan bahwa dengan menjawab ia akan merasa tidak kalah walaupun jawabannya tidak relevan dan tetap akan mengangkat gengsinya walaupun mungkin justru orang lain menganggap sebaliknya……..

Saya jadi ingat ada anak kecil ditanya:

“Nak, tahu nggak ibukota negara Malaysia itu apa??”

Lalu si anak dengan pede-nya berkata:

“Ibukota Indonesia itu Jakarta pak!!!”

Benar sih, tapi katanya si Jaka Sembung itu nggak nyambung!! 😆

105 responses to “Debat Matematikapun Bisa Sekocak Debat Politik…

  1. @Mas Yari NK
    Saya jadi ingat orang asbun !!

    -Pak saya sudah di monas… sahut si asbun.
    +Ya syukur sampean sudah nyampe jakarta… sahut saya
    -Bukan pak, saya masih di monas kok…. sahut si asbun
    +Yaa sudah kalau begitu saya beritahu bahwa MONAS ada di JAKARTA… sahut saya
    -Bukan lho pak, kata kebanyakan orang “SAYA INI ADA DI MONAS”
    +Yooo Wes karepmu, pokoke sampean bisa pulang titik…. SAHUT SAYA

    Salam pertamax, Haniifa.

  2. Benar sih, tapi katanya si asbun itu sampean yang nggak nyambung!! 😀 😆

  3. saya dah lihat tp ga tahu mo komen apa. ya biarin aja dia mo bilang 0 bagi 0 = 1, toh banyak org ga pengaruh thd perdebatan tsb maupun thd artikelnya dia yg mengatakan 0 bagi 0 = 1. Semua org yg pernah belajar matematika pasti ttp mengatakan 0 bg 0 itu tak berdefinisi. itu yg terpenting..

    • @Mas Ag Bint

      Nabi sampean si “Zorn” ?!
      (lemma zorn dan keberadaan tuhan… 😀 )

      • eh, kok bawa2 nabi dan agama? ini kan masalah 0 bagi 0 bukan masalah tuhan. anda menganggap tuhan sama dng angka 0? seblm menuduh apa nabi saya sebaiknya anda pikirkan sendiri saja diri anda sendiri.

      • Hua.ha.ha.
        Hoiii @mas yang buat postingan “lemma zorn dan keberadaan tuhan“… itu @Mas Aria Turns.

        Kalau para AHLI SEMPOA boleh bicara AGAMA, tapi ahli agama haram bicara itung-itungan, begicu kali yach… hehehe…

  4. Yup..banyak temen saya yang mengatakan lebih konyol menarik dibanding debat capres, postingan 0/0 tersebut merupakan postingan paling banyak dikomentari di blog saya, bahkan mengalahkan komentar di postingan lemma zorn dan keberadaan tuhan
    Jika ada yang bertanya ke saya
    Debat apa yang paling seru?
    a) debat capres
    b) debat tuhan
    c) debat 0/0
    Tentu saja akan jawab c huahaha… 😀

  5. btw, matematika jagad nyata beda loh pak sama matematika jagad maya….

    *becande*

    • @Mas Bodrox
      btw, matematika jagad nyata beda loh pak sama matematika jagad maya….
      Sampean pikir becande “Jaga Maya” tahu saudara artinya…
      DUNIA KOMPUTER YANG SAAT INI SAUDARA PAKAI MENGGUNAKAN LOGIKA 0 dan 1

      PAHAMKAH SAUDARA KALAU SAYA HANYA MEMBERI 2 CONTOH SAJA ?!

      SILAHKAN KONSENTRASI YANG PENUH UNTUK DALIL 1 dan DALIL 2***

      1. Jika A=0, C=0 dan B=1 maka 0/0 = 1/1
      2. Jika A=0, C=0 dan B=0 maka 0/0 = 0/0

      Baca selengkapnya di :

      Al Qur’an membuktikan bahwa bilangan nol bukan misteri.

      Wassalam, Haniifa.

  6. Huuuuuuwwwaaaakaaakakakak.. memang dah pada uedaaaaan.. hihihi.. mpeeeee pusing kliyengaaaaaan.. diputar putar.. jungkir balik mencari pembenaran.. hahaha.. memang ini sekarang yang sedang berlaku..
    Salam Sayang

  7. インドネシア人

    マレーシアはファックだと思う。マレーシア人は創造的じゃなくて、馬鹿なんで、彼らはインドネシア人のアートを盗む。マレーシアもインドネシアからアンバラトを盗みたい。私はマレーシアがとても嫌い。あなたは同意ですか。

    インドネシア人から。

    注記:
    この言語を分からなければ、Google Translateとこれを翻訳してください。サポートインドネシア。

  8. @Pengamat
    Kalau bigitu coba sampean amati dulu… !!
    قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ –::brani klik::

  9. Artikel ini lebih lucu dan konyol lagi…
    terlalu cepat mengambil keputusan…
    Saya Cek Artikel haniifa:
    Jika A=A maka A/A=1
    ~trus..
    1. Jika A=0, C=0 dan B=1 maka 0/0 = 1/1
    2. Jika A=0, C=0 dan B=0 maka 0/0 = 0/0
    silahkan lanjut di sana: http://haniifa.wordpress.com/2008/03/18/45/

    Itu sangat jelas ada JIKAnya…
    Jika A=0…
    Gini aja dech:
    JIKA monyet adalah kambing…
    ngerti….

    kalian jgn terlalu cepat memutuskan dulu…menghina tapi malach memojokkan diri kalian sendiri…
    Salut buat anda mas haniifa..anda tabah menghadapi hinaan mereka…karena kebodohan mereka mengaku proof…
    Moga ketabahanmu selalu ditambah ALLAH dan selalu dilapangkan dadamu..amiin..

    • @Mas Entahlah
      Moga ketabahanmu selalu ditambah ALLAH dan selalu dilapangkan dadamu..amiin..
      _____________________________
      amiin.
      ALLAH pasti mendengar do’a orang yang saleh.
      Alhamdulillahi rabbil’alamin.

      Teriring salam yang sangat dalam saudaraku, Haniifa.

    • Mas “entahlah”…Anda lupa ada kesimpulan yang diambil sama mas haniifa yah??
      ……………
      1. Jika A=0, C=0 dan B=1 maka 0/0 = 1/1
      2. Jika A=0, C=0 dan B=0 maka 0/0 = 0/0

      Kesimpulan: 0/0=1/1

      Nah kalo pake komentar Anda:
      “JIKA monyet adalah kambing…”

      Nah biar saya tambahkan pengandaian Anda…
      JIKA monyet adalah kambing maka kambing adalah monyet

      Kesimpulan: Monyet=kambing…

      Nah apakah kesimpulan saya ini benar???

  10. Buat mas aria..
    sebaiknya anda belajar lagi …
    jangan makan matematika aja…
    Matematikamu,,ku acungkan jempol…
    tapi ada yang kelewat tuch…

  11. 🙂 ada ada saja. Memang tak mudah untuk mengaku bersalah. 🙂
    *Jadi kesel2 lucu*

  12. wah bingung nih, jadi bener2 kayak judul diatas….debat matematika…aku numpang lewat aja mas…

  13. @All
    Bagi siapa saja yang bisa mengoreksi/ mengkritisi penemuan sayah ini, maka dengan segala hormat akan saya anggap GURU BESAR MATEMATIKA.

    Al Qur’an mengenalkan operator logical baru

    Wassalam, Haniifa.

  14. adipati kademangan

    Sebuah teorema matematika seharusnya bisa berlaku umum untuk semua persamaan matematika. Diuji dari sisi perkalian, pembagian, perpangkatan, akar, atau apapun akan menghasilkan nilai yang benar dan memuaskan karena teorema awalnya sudah benar. Cabang ilmu matematika dasar maupn tingkat tinggi akan memakai teorema tersebut.
    Saya melihat mas haniifa ini seperti einstein dulu, teguh pada pendiriannya *kalau tidak mau dibilang keras kepala* terhadap teorema yang telah ditemukannya 0/0 = 1 meski pada awalnya ditentang oleh seluruh rekan-rekannya sesama ilmuwan. Saya harap mas Haniifa bisa menjelaskan kepada dunia bahwa teorema yang telah ditemukannya adalah benar dan berlaku umum meskipun diuji dengan berbagai instrumen matematika yang ada.
    Ayo mas, saya mendukung sampeyan mbikin paper untuk diajukan kepada forum dunia matematika, ubahlah sejarah yang selama ini yang sampeyan sebut salah itu. Jelaskan kepada mereka semua.

  15. @Haniifa

    Udah nggak usah banyak cingcong. Jawab aja dulu pertanyan saya di blognya mas Aria berapa 0^{0} dan \sqrt[0]{0}, yang anda jawab malah 1^{0}. Anda terlalu banyak ngomong tapi tidak bakalan menutupi kekalahan anda bahwa dalam berdebat \frac{0}{0}. Tanya aja semua orang Matematika sedunia, termasuk yang di timur tengah sana. Pasti mereka akan mentertawakan anda jika mengatakn bahwa \frac{0}{0}=1. Ya udah deh, selamat berceloteh, saya tidak akan menanggapi lagi celotehan anda. Toh yang menilai siap yang kalah dan siapa yang menang dalam debat tersebut adalah orang lain YANG REPUTASINYA JELAS. Dan bukan anda ataupun saya. 😆

    @Ag bint

    Yah…. orang pintar pasti tidak akan mengatakan \frac{0}(0)=1. 😀

    @Aria Turns

    Yah begitulah, mas Aria. Dan konyolnya salah satu si pendebat telah mencoba untuk memasuki ranah pribadi mas Aria dengan tudingan2 yang tidak benar. Sungguh makin konyol kan? 😆

    @bodrox

    Ooo… gitu ya? :mrgreen:

    @KangBoed

    Berlakunya sampai kapan kangBoed…. **sambil mencari2 tanggal kadaluarsa** :mrgreen:

    @Entahlah

    Yang komentar juga lebih konyol. Ini pasti temennya haniifa yang “dipaksa” membela haniifa. Ya udah, kalau anda mau salut dengan Haniifa ya nggak apa2, yang penting saya nggak bakalan….. 😆

    @Mezzalena

    Eh… mbak mezza… apa kabar nih?? Memang mbak, memang susah untuk mengaku salah. Tapi ya tak usah dikeselin atau ditanggapi cukup ditertawakan saja.

    @boyin

    Silahkan mas boyin…. 🙂

    @Adipati Kademangan

    Sebenarnya nggak usah bikin paper. Coba terbitkan saja penemuan si Haniifa tersebut di jurnal ilmiah atau di majalah ilmiah. Kalau memang diakui, barulah kita semua akan angkat topi terhadap dia. Tapi kalau hanya sekedar argumen2 yang nggak jelas kayak begitu… ya bagaimana orang mau angkat topi?? Bukan begitu mas adipati kademangan?? 🙂

    • @Mas Yari NK
      Cingcongku nggak banyak, 0/0=1

      *** Dungu sekali saudara ***

    • #Manusia dungu :
      @Haniifa

      Udah nggak usah banyak cingcong. Jawab aja dulu pertanyan saya
      ______________________
      #Haniifa :
      Udah jelas dari awal saya nggak banyak cingkong, cuma SATU CINGCONG yaitu 0/0 =1.

      #Manusia dungu
      Jawab aja dulu pertanyan saya
      ______________________
      #Haniifa :
      Baaca aja dulu artikel saya ini…

      #Yari NK alias manusia dungu
      #@Q@$?!@#???
      __________________
      #Haniifa :
      setelah membaca artikel tersebut, mirip orang yang keseleg lampu bohlam…. 😀

      • Huahahaha…. kasihan…. anda mengatakan saya dungu tetapi sebenarnya yang jauh lebih dungu itu anda. Saya sudah membaca artikel anda operator baru itu. Saya tertawa terbahak2. Lha, wong penamaan operator barunya aja salah, XAND atau exclusive AND. Anda tidak tahu artinya exclusive dalam truth table. Anda menamakannya XAND karena anda hanya mencontohnya dari XOR, karena “slot” nama yang belum ada dan yang paling gampang ditiru adalah dengan menggunakan awalan ‘X’ maka anda namakan “operator baru” (yang tidak punya arti logis apa2 sebenarnya) ‘XAND’. Sungguh naif…. 😆

        Lagipula Boolean operator itu bukan hanya tiga (seperti dalam artikel anda), tetapi banyak! Seperti yang anda lihat di link “Truth Table” di atas, operator Boolean operator itu ada negasi (~), konjungsi (AND), disjungsi inklusif (OR), disjungsi eksklusif (XOR), implikasi (→), biimplikasi atau ekuivalensi (↔), NAND (↑) dan NOR (↓). Kalau di komputer mungkin cuma tiga, tapi sebenarnya banyak !! Mangkannya sebelum memamerkan artikel anda yang nggak bermutu itu, silahkan baca dulu teorinya yang benar, biar tidak terlihat tolol!

        Itu baru kritikan awal. Tetapi saya tidak akan mengkritik lagi. Toh, nanti anda akan menangkis dengan hal2 yang ngalor-ngidul lagi. Kalau anda tidak percaya, saya tantang anda untuk mengirimkan artikel tersebut ke publikasi2 ilmiah!! Kalau memang “penemuan” anda sangat berharga tentu akan diapresiasi oleh masyarakat ilmiah. Kalau tidak, ya paling2 kiriman saudara akan hanya dibuat kertas cebok saja. 😆

        Nah, sekarang saya sudah mengkritik sedikit artikel anda yang tidak bermutu tersebut. Sekarang, kalau anda tidak dungu, jawab pertanyaan saya yang belum terjawab: Berapakah \sqrt[0]{0} dan 0^{0} itu?? Kalau tidak bisa jawab langsung, anda memang superdungu!! Bahkan lebih dungu dari t*hi kambing!! 😆

      • Kalau begigu mangapa para ahli matematika dan komputasi menggunakan opcode “MOV” ?!

        • Huahahaha….. anda memang tolol. Jangankan low-level programming, yang high-level programming anda sudah terlihat tolol. Udah begitu mencoba memberikan link yang relevansinya terhadap masalah ini sangat rendah. Coba lihat kritikan saya di atas, sebenarnya ada kesalahan sedikit (yang saya sengaja) dari komentar saya di atas. Kalau memang anda jago programming, coba tebak apa kesalahan saya itu?? Ternyata anda tidak mampu mengidentifikasikannya dan hanya bertanya sebuah pertanyaan yang kualitasnya cacad. Saya yakin, anda sendiri tidak mengerti dengan link yang anda berikan sendiri itu…. 😆

          Ya sudah, saya tidak akan berdebat lebih lanjut sebelum anda menjawab pertanyaan saya: berapakah \sqrt[0]{0} dan 0^{0} itu, yang kata anda bilangan 0 itu bukan misteri lagi. Nah, kalau anda mau berdebat dengan tulisan kebanggaan anda tentang operator baru yang “anda temukan” itu, silahkan kirimkan saja “temuan” anda ke publikasi sains. Ditanggung, kiriman anda hanya bernasib jadi kertas cebok. 😆 Lagipula saya tidak merasa artikel anda tersebut berguna bagi saya (dan juga kemanusiaan), saya anggap artikel yang anda bangga2kan tersebut hanya sebatas sampah!

          Jadi, tidak akan diskusi lebih lanjut lagi sebelum anda menjawab pertanyaan saya: berapakah \sqrt[0]{0} dan 0^{0} itu?? Percuma diskusi sama seonggok t*hi seperti anda! 😆

        • Hua.ha.ha.</b
          Coba sampean tanya sama Mas Insan Sain.
          *** Hasilnya kecepatan eksekusi XAND AX,0F0Fh yang paling cepat ****

          ^_^ Terima kasih sekali saudara Hanif atas berbagi ilmunya. Hal ini masih saya renungkan untuk saya berikan komentar lebih lanjut.

          Al Qur’an mengenalkan operator logical baru

          Dasar DUNGU 😀 😆

        • @DUNGU
          Menurut sampean ada nggak instruksi :

          ju dungu ; Jump if undefined 😀 😆

          Yang ada, misal ajah yach… sampean kan Oon hehehe.

          jz Hehe ; Jump if zero
          jnz Huhu ; Jump if non zero

          je Hihi ; Jump if equal
          jmp Hoho ; Jump sakarep sampean…

          Duh… mohon maaf, dengan berat hati saya sampaiken ada ini katagori manusia langka dan perlu dilestariken…

          Catatan:
          Kalau saya jadi sampean… seharusnya mikir dunk, nasehat dari @Mas Entahlah

          Itu sangat jelas ada JIKAnya…
          Jika A=0…
          Gini aja dech:
          JIKA monyet adalah kambing…
          ngerti….

          Hua.ha.ha.
          Dasar BONEK… trim’s atas kebahagian yang telah kau sumbangkan pada diriku hehehe…

  16. Selamat Siang Mas!

    Perdebatan yang asal bunyi saja tidak dapat memberikan sumbangsih dalam hal mencerdaskan orang lain.Bahkan kualitas diri sendiri yang justru akan semakin menurun.Kalau saya menyimak perdebatan elite2 politik kita,sepertinya mereka lebih cocok disebut badut politik,bagaimana tidak, mereka ngomong apa tergantung kepada mereka sedang ngebelain siapa dan kepentingan ia apa.
    Misalnya tim sukses capres2 lebih cocok disebut pengacaranya atau lebih kasar lagi penjilatnya para capres.Maaf agak sedikit emosional. Apapun yang dilakukan para capres pasti ada pembenaran dari anggota tim sukses masing2 calon.Jika capres A mengatakan racun itu baik,maka tim kampanyenya akan mengatakan racun juga dapat dijadikan obat,secara logika memang tidak terlalu salah,dan memang wajar para tim kampanye hrs ngebelain para capres yang mereka dukung.Yang menjadi masalah adalah pendukung2 fanatik yang kadang2 sangat termakan oleh kata2 mereka.Ini akan menjadi pencetus gontok2an para pendukung yang sebenarnya masih “lugu”.Misalnya issue bahwa bini Boediono adalah katolik.Kalimat ini langsung menuai reaksi yang hebat dari kubu SBY,orang sekaliber Rizal Maralangeng pun kelihatan sangat responsive.Menrut hemat saya,issue itu seharusnya dianggap angin lalu saja.Apa salahnya suami seorang katolik ikut mengurus negeri ini, jika tidak diblowup rasanya rakyatpun tidak begitu pedulikan masalah itu. Buktinya sewaktu JK mendeklarasikan diri menjadi capres orang tidak mempermasalahkan dia non jawa.Justru saya melihat rakyat biasa lebih dewasa kesadaran berpolitiknya ketimbang para politisi yang menurut penilaian saya suka menyulut keributan.Terima kasih

  17. Kayaknya debat matematika msh terdengar lebih realistis dibanding debat capres dan cawapres.
    Setidaknya di debat matematika, hasil debatnya tdk perlu terlalu diingat. Tp debat capres cawapres, semua hasil debatnya bakalan jd mimpi kalau tdk diingat.

  18. @mas Skydrugz
    Tp debat capres cawapres, semua hasil debatnya bakalan jd mimpi kalau tdk diingat.
    _____________________
    Sampean tim suksesi yach…
    Kalau tim kalah jagonya mimpi buruk, kalau menang mungkin bisa lebih buruk 😀

  19. @Yung Mau Lin

    Betul sekali mas Yung Mau. Begitulah, terkadang memang banyak orang yang tidak obyektif dan banyak juga politisi (mungkin rakyatnya juga ada) yang hanya memikirkan posisinya dan posisi kelompoknya saja. Juga masalah agama merupakan masalah yang “hangat” dan seringkali menjadi dagangan politik padahal menurut saya agama itu adalah urusan pribadi. Walaupun dalam demokrasi tentu saja agama juga sah dipakai sebagai “alat” atau “pertimbangan” untuk memilih pemimpin (asal tidak ada unsur pemaksaan tentu saja), namun memang jikalau masyarakat modern seharusnya bisa berfikir lebih luas lagi……

    @skydrugz

    Debat matematika bisa jadi juga lebih konyol jikalau peserta debatnya berdebat dengan cara kurang cerdas, bukan debat matematika atau politik saja, nampaknya semua debat akan berlangsung konyol jika ada peserta debat yang kurang cerdas dalam berdebat…. 😀

  20. *DUDUK DI PINGGIR*.. SAMBIL NONTON DEBAT CAPRES..
    sALAM sAYANG BUAT KALIAN BERDUA

  21. Wah, sekian lama blogwalking, baru sekali ini saya baca komentar pembaca yang ‘kejam-kejam’ kayak gini … 😦

    Saya jadi nggak bisa komentar lagi …

  22. Nyambung atau tidak nyambung …
    itu nomer ke sekian …

    Yang penting jawabannya benar ..
    Bahwa “Ibukota Indonesia itu memang Jakarta” adanya …

    hehehe …

    ini (jauh) lebih baik dari pada …
    Jawabannya nyambung … tapi … salah …

    (eh mana ada ya … jawaban nyambung tapi salah …??)
    (lha aku kok jadi bingung begeneeeh …)

    • @Mas Nh18
      Iya mas saya juga binun… neeh. 😉
      A = 0
      B = 1
      A XNOR B = 0 ,… saya sepakat

      Menurut diartikel saya (exclusive and):
      A XAND B = 1
      hasilnya mirip OR padahal tidak…
      B XAND A = 0 😀

      Coba bandingkan :

      EX-NOR (dari AND, OR dan NOT)
      A ==== B = Hasil
      1 X-NOR 1 = 1
      1 X-NOR 0 = 0
      0 X-NOR 1 = 0
      0 X-NOR 0 = 1

      ______________________________

      Operator XAND, eXclusive AND
      A ==== B = Hasil
      1 XAND 1 = 1
      1 XAND 0 = 0
      0 XAND 1 = 1
      0 XAND 0 = 0

      Sumber:

      Al Qur’an mengenalkan operator logical baru

      Jadi yang nggak nyambung tu siapa yach.. ?!

      Wassalam, Haniifa.

  23. @tutinonka

    Huehehe… Ya udah deh, saya minta maaf sama mbak Tuti kalo mbak Tuti merasa nggak nyaman membaca komentar2 di atas. Tapi bukan saya yang mulai loh, saya hanya “melayani” saja. Tapi btw, loh… bukannya ini mbak Tuti juga sudah berkomentar?? 😀

    @nh18

    Huahahaha…. lihat tuh mas nh18, ada yang nyari temen karena udah terdesak. Padahal dia nggak tahu, kalo sampeyan itu sedang becanda dengan saya, bukan lagi membela si haniifa. :mrgreen:

  24. Ping-balik: Logika 0/0=1 atau 1=0/0 « Haniifa

  25. “0”itu ada atau ngak ada yah….
    kalo yang diperdebatkan sama dengan “0” berarti ngak ada yang diperdebatkan.., piss…., asal goblek aje kaya anak kecil diatas 😀 😀

  26. saya tetap salut sama njenengan, mas haniifa. Anda konsisten, tatapi hanya satu kelemahan njenengan menurut saya: Anda suka mengumpat dan asal ceplos. banyak sekali komentar2 yang berisi pertanyaan matematis tetapi njenengan jawab asal2an, bahkan terkesan tidak menjawab pertanyaan sama sekali. seringkali pula njenengan menggunakan kata tidak sopan yang justru menurunkan kualitas diri sebagai ahli komputer, walauapun saya merasa dasar matematikanya yang tidak terlalu kuat.
    oh iya mas haniifa, begini saja, buat satu paper atau artikel ilmiah tentang tulisan2 yang [katanya] njenengan temukan itu. kalau para matematikawan setuju dengan tulisan2 tersebut, maka saya pun akan ikut mengacungkan jempol untuk njenengan.
    oh iya, untuk ke depannya, khususnya mas haniifa, kurangi penggunaan kata/kalimat yang tidak sopan dong, ga enak didengar ah! 😀

  27. @ridhobustami

    Huahahaha….. yang pasti mas ridho tidak akan mengatakan \frac{0}{0} = 1 kan?? :mrgreen:

    @samsul arifin

    Huehehe….. saya jadi merasa tersindir nih karena jadi ikut2an emosi ngomong kasar. Ya, saya minta maaf deh sama mas samsul dan juga pembaca2 lainnya jikalau ada kata2 saya yang kurang pantas. Maklum deh saya juga manusia, yang juga punya emosi. Huehehe…..

    Mengenai Haniifa?? Ah… sepertinya sih dia nggak bakalan berani bikin paper ilmiah tentang “penemuan”-nya itu, jangankan bikin paper, dikirim ke majalah ilmiah aja sudah pasti akan ditertawakan! **husssh ah** :mrgreen:

    • @Yari NK
      Huahahaha….. yang pasti mas ridho tidak akan mengatakan 0/0 = 1 kan??
      _____________________
      Beginikah cara sampean yang mengaku masyarakat ilmiah… ternyata memaksakan pendapatnya pada orang lain.. hehehe…

      jangankan bikin paper, dikirim ke majalah ilmiah aja sudah pasti akan ditertawakan! **husssh ah**
      _____________________
      Hua.ha.ha.
      Sampean ini memang aneh… hehehe 😀 😆
      Baru saya pasang di gubug derita ajah, kalian seperti kebakaran jenggot….. hihihi

      Jadi malu neehhhh…

    • Mengenai Haniifa?? Ah… sepertinya sih dia nggak bakalan berani bikin paper
      ______________________
      Kalau bikin “lemper” saya sering… 😀 😆

      Brani nyoba “lemper” pertamax… hehehe

  28. Ping-balik: Logika 0/0=1 atau 1=0/0 (tamat) « Haniifa

  29. Ugh perdebatan seru yang tidak bermutu!!!! 😀

  30. hahahahahaha,…… Seru,…. agiah taruihh

  31. @mathematicse

    Huahahaha…. yah begitulah…. tapi kok kang Jupri justru mengomentari perdebatan yang tidak bermutu, jangan2 nanti cuma nambah2in aja…. huehuehuehuehue…… :mrgreen:

    @avartara

    Huahahaha…. tapi ada juga yang bilang ini perdebatan saru yang kasar, walaupun toh mereka penasaran ngintip juga…. :mrgreen:

  32. Ehh… kok nggak ada lalat ijo terbang disinih, knapa yach ?!

    Logika 0/0=1 atau 1=0/0 (tamat)

  33. mantab debat nya mas…

    • Yang jelas Charles Babbage orang pintar dan tidak akan mengatakan \frac{0}{0}=1….. 😆

      • Yang jelas Charles Babbage orang pintar dan tidak akan mengatakan
        __________________
        Hua.ha.ha
        Tahu dari mana “Oom” Yari NK, wong beliaunya jua sudah tiada… 😀 :mrgreen:

        Dengan segala hormat mohon berilah penjelasan angka sakti yang sampean gembar-gemborken :

        \sqrt[0]{0}
        Berapa yach ?!

        0^{0}
        Berapa juga ?!

        2^{0}
        Berapa juga yach nilai sebenarnya. ?!
        (Duhhh… yang ini lebih sulit, buat sayah)

        • Lah…. bukannya itu seharusnya pertanyaan saya yang dari dulu harus anda jawab?? Kalau saya sih jelas… \sqrt[0]{0} dan 0^{0} itu ‘undefined’….. 😆

          • 0^0 = ‘undefined’
            1^0 = ‘undefined’
            2^0 = ‘?’
            3^0 = ‘undefined’
            … he.he.he.

            • a^{0} = 1 dengan a \neq 0.

              0^{0} sama dengan ‘undefined’ bukan berarti a^{0} \: a \neq 0 juga ‘undefined’. 😆

            • Hua.ha.ha. … telmi hihihi
              0 sebagai pengali terdefinisi
              0 sebagai pangkat terdefinisi
              0 sebagai pembagi tidak terdefinisi :mrgreen:
              0 sebagai akar pangkat tidak terdefinisi…. :mrgreen:

              Kamu memang telmi dan sangat tidak terdefinisi telminyah he.he.he

              Lama banget jawabnya bro.

            • Ooo… jadi anda masih mengajukan logika “anak tiri” yang merupakan logika anak2 itu?? Wakakakakak…. kalau begitu anda bukan hanya telmi tetapi juga berlogika dangkal… 😆

              Lama banget jawabnya bro.

              Karena komentar anda memang tidak saya anggap penting. 😆 Jadi tidak perlu saya cepat2 tanggapi, lagipula tanggapan2 anda terlalu dangkal untuk meyakinkan saya dan juga orang2 yang minimal lebih cerdas dari anda bahwa 0/0 = 1.

              Tetapi terims deh, komentar2 anda minimal telah membuat artikel ini menjadi ramai. Namun soal kualitas komentar anda?? Saya yakin tidak ada satu orangpun yang lebih cerdas dari anda yang mengatakan bahwa komentar2 anda bermutu…. 😆

  34. Ping-balik: Charles Babbage bukanlah ahli sempoa « Haniifa

  35. Salut dengan debat 0/0 yang mas Yari moderatori, tapi apa tidak sebaiknya mencari tahu juga where does 0/0 come from? Sukses ya mas Yari.

    Salam….
    Rohedi.

  36. Terima Kasih Mas Haniifa.

    Oh ya mas Haniifa, kalau di Amerika belakangan ini ramai didiskusikan kesamaan 0.999999…=1, saya pikir diskusi 0/0 di Indonesia tidak kalah menariknya. Saya perhatikan narasumber di sini OK punya, ada @ariaturns, @watchmath, @mathematicse, dan tentu saja @Yari Nk selaku tuan rumah.

    Sukses untuk semuanya.

  37. @Rohedi

    Sebenarnya saya tidak tertarik dengan diskusi \frac{0}{0} ini since I ain’t a mathematician by any definitions hanya saja mungkin \frac{0}{0} ini dapat datang dari ide sederhana seperti apel atau uang yang dibagi, hingga fungsi limit yang menghasilkan \frac{0}{0} yang ternyata dapat mendekati berbagai macam nilai tergantung dari persamaan limitnya dan tidak selalu menghasilkan nilai ‘1’. Itulah sebabnya mengapa \frac{0}{0} menghasilkan hasil ‘tak terdefinisi’. That would be it. Beyond that horizon it is beyond my interest. 🙂

  38. Mas Yari NK,

    Dalam paper saya yang dimuat di prosiding ICMNS ITB 2006, asal muasal 0/0 itu salah satunya dari fungsi f(t)=real[2j/(1+exp(2jt))], dengan j adalah bilangan imajiner. Silahkan diskusikan lebih lanjut bagi yang tertarik, siapa tahu fungsi itu dapat menyingkap rahasia mengapa 0/0 itu disebut Not a Number?, serta bagaimana konsekuensi aplikasinya di dalam numerical computations.

    Okay, selamat berjuang Mas Yari NK.

  39. 0/0 hasilnya bukan tak terdefinisikan, tapi tak terhingga, bisa 0 bisa 1 bisa 2 dst…

    kalo 1/0 baru tidak terdefinisikan,,

    Saya bisa tau ini coz saya pernah dikasi tau ama om Einstein ..

  40. Untungnya aku nggak jadi pakar matematika. Hi hi hi. Ternyata kalo pakar berdebat dalam bidang apapun memang rame juga. 🙂

  41. @Rohedi

    Hmmm…. sepertinya jikalau anda mengajukan sebuah ‘persamaan’ dari sebuah paper, ada baiknya anda menjabarkan ‘penemuan’ anda tersebut secara metodologis. Mulai dari dasar pemikirannya hingga pembuktiannya bahwa persamaan tersebut bisa menghasilkan pembuktian bahwa 0/0 adalah sesuatu yang NaN. Jadi jangan hanya persamaannya saja terus orang lain disuruh mendiskusikannya. Mudah2an dengan begitu akan banyak insan2 matematika yang tertarik dengan topik ini. Dan juga jadinya kesannya persamaan tersebut tidak ‘maksa’. Nah, anda dapat membuatnya di blog anda sendiri. Tidak perlu di sini, agar yang berdiskusi lebih bebas lagi. Saya yakin, insya Allah akan banyak yang tertarik jika anda dapat menyajikannya secara lengkap di blog anda…. 🙂

    @Bisnis Online

    Ooo…. pernah diskusi sama om Einstein ya?? Om Einstein yang mana nih?? Om Einstein tetangga sampeyan yang baru pulang dari Jerman itu?? :mrgreen:

    @lovepassword

    Ramai, tapi ada pula yang jawabnya ngaco… 😆

    • @mas Lovepassword
      Matanya terbalak bengong hihihih…..

    • Mas Yari NK,

      Tepat sekali, dan pengenalan fungsi f(t)=real[2j/(1+exp(2jt))] itu Rohedi maksudkan untuk mengarahkan diskusi ini menjadi makin berbobot. Saya pikir fungsi itu sudah akrab bagi matematicians, dan bagi yang belum tahu, ya silahkan buktikan saja kalau ia adalah tan(t)=sin(t)/cos(t) yakni tangent function yang kita panggil dengan sebutan manja fungsi tangen itu. Kalau kita masukkan t=pi/2 radian atau 90 derajat, tan(pi/2) akan memberikan tan(pi/2)=sin(pi/2)/cos(pi/2)=1/0 sebagaimana yang kita yakini hingga saat ini, ya nilai 1/0 alias devide by zero yang memberikan not define atau takterdefinisi itu.

      Fungsi f(t)=real[2j/(1+exp(2jt))] itu Rohedi dapati dari solusi Persamaan diferensial arctan df/dt=1+f^2, untuk t=0, f=0 dengan via Integral Bernoulli produk Rohedi LAboratory yang dicreate menggunakan Anti Einstein Technique, yang papernya juga saya seminasikan via Workshop Theoretical Physicss 2K di ITS dan dilanjutkan dengan seminasi aplikasinya dalam mengcreate Rumus Radiasi Benda hitam “The New Planck’s Formula” di JIPC UGM juga di tahun yang sama yakni tahun 2007 silam.

      Lalu bagaimana dengan asal muasal 0/0 dari fungsi tangen itu? Silahkan click alamat berikut bagi yang berminat mengetahuinya….

      http://www.the-scientist.com/community/posts/listByUser/19724.page

      Di alamat itu Rohedi berikan challenge buat komunitas Rohedi di scientist.com, tapi seperti biasanya no respons. Bagi kawan-kawan yang bisa menjawab pertanyaan saya itu silahkan repley comments ke link yang Rohedi rujuk….Dan kalau Rohedi ditanya berapa nilai 0/0 yang benar? Jawaban saya tetap 0/0 karena ia bukan bilangan, scientific world tidak mengenalnya sebagai bilangan.

      Oh yach Mas Yari NK dkk,
      Bagi yang berminat baca-baca karya kecil Rohedi, silahkan click link yang berikut….

      Klik untuk mengakses full_paper_of_the_-effects_of_substitution_on_the_optical.pdf

      Maaf, Rohedi katakan karya kecil karena karya besarnya tidak Rohedi publikasikan via submit papers. Mengapa begitu? ya karena ke depan persaingan perburuan closed forms dari unsolved mathematic problems antara The Famous Laboratories sebut saja antara Wolfram Group, dan
      The mathworks CS dalam meraih pasar Symbolic Softwares kian ketat, dan Rohedi LAboratory tertarik untuk turut meramaikan laga bisnis di sana.

      Mohon doa restunya kawan-kawan.

      Salam….
      Rohedi.

      • Mas Rohedi,

        Sayang ya…. penjelasan mas Rohedi di atas sangat kurang metodologis jadinya mungkin banyak pakar matematika yang kurang tertarik karena belum melihat keistimewaan persamaan tersebut. Kalau mas Rohedi dapat menjelaskannya lebih mendetail (sebaiknya di blog mas Rohedi saja) mungkin persamaan yang mas Rohedi “temukan” di atas dapat menjadi magnet tersendiri bagi para matematikawan.

        Sebab, menurut saya yang awam matematika inipun, masih melihat persamaan tersebut kurang istimewa, apalagi jika persamaan tersebut akhirnya bermuara pada persamaan tan α = sin α/cos α di mana α = π/2. Karena jika α = π/2 berarti memang menghasilkan 1/0 yang menghasilkan ‘undefined’ atau tak terdefinisi. Namun itu sama sekali tidak membuktikan bahwa 0/0 = undefined. Apalagi 1/0 hasilnya belum tentu sama dengan 0/0 walaupun mereka sama-sama undefined. (Sama saja seperti jika persamaan berakhir dengan cot α = cos α/sin α pada α = 0 yang juga menghasilkan 1/0 tidak membuktikan apa2 mengenai 0/0).

        Nah, tambahan pula, jika memang Mas Rohedi ‘menemukan’ persamaan tersebut dari integrasi persamaan Bernoulli (yang nantinya berakhir pada persamaan tan α = sin α/cos α seperti yang mas Rohedi sebutkan di atas) tentu seharusnya mas Rohedilah yang menunjukannya secara lengkap dan mendetail kepada dunia dan bukan justru kebalikannya, orang lain yang harus membuktikannya, dan juga jangan hanya sekedar menampilkan link yang menurut mas Rohedi ‘dipakai’ untuk referensi.

        Nah, jikalau mas Rohedi bisa menyajikannya secara lengkap, insya Allah akan banyak para insan matematikawan yang ikut menganalisa persamaan tersebut. Mungkin mereka tidak merespons bukan karena mereka tidak mengetahui atau tidak tertarik tapi kemungkinan mereka tidak melihat (atau belum melihat) persamaan tersebut sebagai persamaan yang istimewa. Atau mungkin para matematikawan ada yang bisa membantu saya dengan menunjukkan di mana keistimewaan persamaan dari mas Rohedi tersebut??

        Ya sudah, mudah2an mas Rohedi bisa menunjukkannya kepada dunia cara mendapatkan persamaan tersebut agar persamaan tersebut dapat dihargai oleh para matematikawan.

        Selamat berjuang mas Rohedi. Allah be with you. 🙂

  42. Okay Trim atas nasehatnya Mas Yari NK. Dan saya pikir lewat media inilah kita para blogger dapat saling kenal dan menjalin silaturrahim satu sama lain, begitu bukan.Sedangkan publikasi resmi dari formula sakti yang Rohedi miliki itu menjadi tanggung jawab pribadi saya. Yang penting konsep dasar dari metode yang saya kembangkan (Stable Modulation Technique berikut AF(A) Formulanya) sebagian besar sudah saya seminarkan dan terdokumentasi dalam prosiding setiap event yang Rohedi ikuti. Sayangnya saya bukanlah Matematikiawan, saya sebagaimana mas Haniifa atau bahkan Mas Yari hanyalah sebagian Anak Bangsa Indonesia yang mendambakan Pendidikan Nasional Indonesia benar-benar maju, dan Biaya Pendidikannya Murah, sehingga dapat dinikmati oleh semua Anak Bangsa Indonesia sebagaimana yang dicita-citakan Para Pendiri Bangsa Indonesia

    Ohya kalau ditilik ke belakang, diskusi seru tentang 0/0 ini khan berawal dari statement mas Haniifa bahwa 0/0=1. Menurut saya, mas Haniifa tidak sepenuhnya harus dipersalahkan kerena argumentasi beliau juga cukup kuat.

    Mohon maaf, barangkali saya infokan tentang asal-muasal 0/0 dari fungsi yang lain, yaitu dari f(x)=sin(pi*x)/(pi*x) yang dikenal dengan sebutan fungsi sinc. Fungsi sinc tersebut merupakan key function dalam mendesain antenna yang berpola radiasi sempit, pengolahan signal(citra) dan remote sensing, serta perencanaan peralatan optik baik yang berbasis Optics Physics maupun yang integrated (Photonics).

    Coba kawan-kawan perhatikan. Ketika x=0, nilai sinc(0)=0/0, tetapi plotting grafik fungsi sinc(x) itu simetri di sumbu x=0 dengan puncak di nilai 1, padahal di situ tidak ada penjelasan penerapan limit. Fakta inilah yang barangkali (mohon maaf) dapat digunakan dasar bagi mas Haniifa untuk mengatakan bahwa 0/0=1, walaupun nilai 1 di x=0 untuk fungsi sinc(x) itu adalah nilai limit yang harus diterapkan manakalah suatu fungsi bernilai 0/0.

    Ini tambahan dari Rohedi, dan buat mas Haniifa saran saya teruskan risetnya untuk menjawab segala konsekuensi dari penerapan dari logic baru yang anda temukan di bidang aplikasi tentunya.

    Salam….
    Rohedi.

    • Salam hangat selalu, @mas Rohedi
      Insya Allah akan saya lanjutkan apalagi dengan adanya fakta baru base on Optics Physics

      Semoga Allah senantiasa memberikan taufik dan hidayahNya kepada @mas Rohedi serta keluarga, Amin.

      ps:
      (Salam buat @mba Denaya Lesa, jangan lupa belajar yang tekun biar kayak papah)

      #Haniifa.

    • @Rohedi

      Sebenarnya banyak persamaan2 limit yang menghasilkan 0/0 dapat mendekati nilai 1, 2, 3, 4, -1, -2 bahkan bilangan2 irasional seperti \sqrt{3}, \sqrt{5}, \pi dan lain sebagainya yang mas Rohedi sendiri dengan gampang bisa membuat. Jadi dalam arti sempit memang 0/0 = 1 ‘tidak sepenuhnya salah’ begitu juga dengan 0/0 = 2, 0/0 = 3, 0/0 = π dan lain sebagainya. Nah, karena jawabannya yang tak terhingga banyaknya itu maka para ahli matematika sedunia sepakat dengan konsensus bahwa 0/0 adalah tidak terdefinisi, dan 0/0 = tidak terdefinisi inilah yang paling benar.

      Sementara itu jikalau ada sebuah persamaan yang menghasilkan 0/0 = 1 lewat pendekatan limit yang terpakai pada sebuah aplikasi (seperti contohnya pada aplikasi perancangan antena seperti yang mas Rohedi katakan di atas) tentu tidak akan merubah pandangan para ahli matematikawan sedunia tentang 0/0 karena itu hanya masalah aplikasinya saja dan tidak tersangkut paut langsung dengan esensi hasil dari 0/0 itu sendiri… 🙂

      • @Yari NK
        Sebenarnya banyak persamaan2 limit yang menghasilkan 0/0 dapat mendekati nilai 1, 2, 3, 4, -1, -2
        _______________________
        Hua.ha.ha
        Bukan limit itu mah… LUMUT kali 😀 😆

      • @Yari NK
        Sebenarnya banyak persamaan2 limit yang menghasilkan 0/0 dapat mendekati nilai 1, 2, 3, 4, -1, -2
        ______________________________

        lim f(x) = (a/b).x

        Ngerti sampean ?!

      • Okay dech kalau begitu mas Yari NK,
        Rohedi faham maksud Mas Yari….

        Menutup komentar saya di artikel ini silahkan simak komentar saya di:

        Interesting Proof By Contradiction

        Terutama komentar berikut:

        “The primary messages of all my reply comments, I only would say for mathematiciants be carefull in proving an equality because you will get an establish equation to become wrong only through by applying incorrect procedure. I hope discussion of this topic still continue, while me stop here because I am preparing the publication of my simple pi exact formula. Special thanks for you for the nice discussion”.

        Dan Formula Eksak Pi versi Rohedi itu diposting ulang oleh mas Hendry di alamat blog Mas Ariaturns di link:

        Pi

        Salam…..
        Rohedi.

        NB: Saya sedang mempersiapkan buku tentang Teknik Jitu Menarik Akar Pangkat Tiga “Without Iteration” dengan ketelitian jumlah maksimum digits kalkulator yang dapat dihandle oleh ibu-ibu.

  43. @Yari NK
    hehehe…. coba sampean baca lagi komentar yang super duper dungu bin idiot ini:

    Yari NK Says:

    23 Juli 2009 at 16:35

    Ya ampyun…. saya yakin karena kangBoed orang yang beriman, maka kang Boed sangat dicintai. Ini terbukti dengan banyaknya komentar yang anda sampai saya mabuk cinta kata-kata…. huehehe….

    #haniifa Says:

    23 Juli 2009 at 16:50

    Buktinya orang beriman = harus terbukti banyak komentar
    ______________
    Hua.ha.ha.
    Eta mah dalil edan sugan…
    maksudnya banyak “Imin” kali.. :mrgreen:
    __________________________________________________

    Yang sangat peri klear dan jelas banget adalah:

    Apa kata dunia definisi IMAN ?

  44. Hua.ha.ha.
    Pengikut Kresten ajah bilang : orang yang beriman yaitu yang mengikuti YESUS, bukan orang dungu yang banyak kometar GO-BLOG

    kecian dehhh,..lu…..dungu kok di ingu…. 😀 😆

  45. Rame gini ya. He he he, sesuai dengan judul posting.
    Ga papa deh. Selamat berdiskusi.

  46. untuk 0/0 bedakan dengan {}/{} atau A/0 dengan A/{}, karena bagaimanapun 0 tidak sama dengan {} (baca kosong)

  47. @Mas Rohedi dan @mas Yono Hadi Pramono
    Mohon jangan terlalu dihirauken karena mereka IQ dibawah rata-rata… :mrgreen:

    Saya kasih analogi yang paling senderhanapun, mereka masih clingukaan :

    Konsep bilangan biner berawal dari Al Qur’an

    Sekali lagi harap maklum, mereka itu tidak tahu dalamnya lautan dan tingginya gunung… hehehe.

    Teriring salam hangat yang dalam buat @mas Rohedi dan @mas Yono HP.

    #Haniifa.

Tinggalkan Balasan ke Yari NK Batalkan balasan