Daily Archives: Jumat, 10 Agustus 2007

“Go Digital !”

binary code 

Posting ini ada hubungannya dengan kegemaran saya mengkoleksi berbagai macam peralatan digital yang bervariasi mulai dari arloji hingga PDA. Semuanya berawal dari tahun 1977, waktu itu saya masih kelas 3 SD. Waktu itu untuk pertama kalinya saya dibelikan jam digital bermerk Texas Instruments yang dibeli ayah saya sewaktu beliau pulang dari Los Angeles, California. Waktu itu jam digital masih sangat langka dan teknologinyapun masih menggunakan teknologi ‘zaman batu’. Teknologi yang dipakai mungkin jauh lebih primitif dibandingkan jam digital zaman sekarang yang harganya cuma Rp. 10.000,-. Saya masih ingat ‘norak’nya jam tersebut, kalau mau melihat waktu, jam tersebut harus dipencet dulu salah satu tombolnya sehingga angka digital yang menunjukkan waktu akan terlihat. Sebab kalau display-nya menyala terus, akan segera menyedot banyak energi dari baterai tersebut yang mungkin baterai tersebut akan kering dalam waktu beberapa menit jika display-nya jalan terus. Maklum teknologi yang dipakai masih teknologi LED, yang sangat boros energi. Tanpa dinyalakan teruspun, baterai jam tangan tersebut hanya bertahan kurang dari 2 bulan. Dan berhubung pada zaman itu di Indonesia masih susah mencari baterai kancing untuk jam tangan seperti itu, maka jam tangan itu akhirnya berakhir di gudang rumah alias nggak bisa dipakai lagi.

Tonggak sejarah berikutnya (ta’ela!)  dalam perjalanan “Go Digital!” ku adalah di tahun 1981, di mana waktu itu untuk pertama kalinya aku dibelikan kalkulator. Walaupun yang dibeli adalah kalkulator tukang sayur (karena cuma bisa mengoperasikan 4 operasi dasar aritmatika ditambah ‘persen’ dan akar) namun kalkulator tersebut bisa berfungsi sebagai jam, alarm, stopwatch, dsb. Untuk zaman itu kalkulator tersebut sudah terbilang cukup canggih! (Kalau buat standard zaman sekarang mah, norak!).

Berikutnya adalah tahun 1983. Waktu itu untuk pertama kalinya aku dibelikan komputer. Ya, komputer yang dibelikan untuk saya waktu itu adalah Apple II, wah, jangan disamakan sama komputer-komputer zaman sekarang deh! Color Display-nya aja masih 4 warna dan masih menggunakan dua buah sistem operasi yaitu: DOS generasi pertama dan CPM (singkatan dari apa CPM udah lupa saya!). Perangkat lunak yang populer waktu itu adalah WordStar (program Word Processor mirip MS-Word cuma jauh lebih primitif! Dan jangan mengharapkan teknologi WYSIWYG pada waktu itu!), terus PrintShop (untuk bikin kartu undangan, kalender, kop surat, dsb.), dan juga dBase II (alamak!).  Tapi karena program-programnya membosankan, akhirnya aku lebih banyak bermain game yang memang jauh lebih menarik. Akhirnya itu komputer jadinya lebih mirip game watch Nintendo atau video game Atari yang waktu itu sangat populer. Namun komputer tersebut bernasib tragis! Karena aku sering main game dan bukannya malah pintar mengoperasikan komputer, ayahku jadi kesal! Itu komputer akhirnya diambil dan dibuang oleh ayahku! (Yeee… salahnya sendiri…. siapa yang ngebeliin….!! Weeeekz 😛 ). Namun akhirnya setelah beberapa tahun ayahku ‘trauma’ membelikan aku komputer, pada akhirnya (setelah merengek2 seperti anak manja! ralat: emang anak manja! Maklum aku anak paling ganteng dibandingkan ketiga saudariku yang perempuan semua! Huehehehe….) dibelikan juga komputer IBM-PC XT, yang menjadi cikal bakal komputer-komputer berbasis Intel zaman sekarang. Namun sebenarnya kemampuan IBM-PC XT ini (yang cuma punya RAM 640 kb, tidak ada harddisk, dan jangan bermimpi multimedia!) nggak kalah ‘dodol’nya sama komputer Apple II-ku yang dulu, monitornya juga masih yang CGA atau 4 warna. Wah pokoknya dibandingkan PDA-ku sekarang aja, masih canggihan PDA-ku! Lantas komputerku silih berganti sesuai dengan “tuntutan zaman”!

Sampai akhirnya tahun 1993, di sini aku mulai mengenal modem. Waktu itu komputerku sudah multimedia dan komputer multimedia waktu itu memang mulai menjamur. Yang belum ada waktu itu hanyalah DVD-RW atau CD-RW. CD-ROM sayapun waktu itu baru yang 4X, segitu juga yang paling canggih di zamannya! Modem generasi pertama saya, yang saya beli waktu itu adalah modem dial-up dengan speed hanya 2400 bps! (Menyedihkan, bukan??) Waktu itu, Internet belum populer, yang populer waktu itu adalah BBS (Bulletin Board System) yang banyak bermunculan dengan sistem dial langsung. Jadi kalau mau ganti BBS, sebelnya, harus dial lagi dari awal, nggak bisa langsung seperti Internet zaman sekarang ini. BBS favoritku waktu itu adalah Departemen Perindustrian, dan juga BBS Multicom yang selalu lumayan ramai. Waktu itu ada juga BBS luar negeri yang rajin saya kunjungi, di antaranya salah satunya BBS salah satu radio di Amerika (saya lupa nama stasiun radionya). Namun resikonya ya itu dia, kalau mau dial BBS luar negeri yang terpaksa harus pakai SLI 001 (waktu itu yang ada cuma itu!). Pernah satu kali aku dial BBS di Amerika malam hari jam 11, terus akunya ketiduran, baru bangun lagi jam 5 pagi, aku baru sadar kalau modem jalan terus!!  Jadinya pulsa SLI jalan terus selama itu! Wah bapakku ngamuk2 nggak karuan! Tapi untung modem-ku nggak dicabut, entah lupa atau entah karena kasihan denganku. Ah, sebodo amir! Yang penting aku bisa terus menikmati BBS! Hehehehe…. 😀 O iya, modemku yang pertama ini, syukurlah anda-anda yang membaca posting ini mungkin tidak pernah mengalami menggunakan modem yang belum ada “automatic correction mode” nya, sehingga karakter-karakter sampah (rubbish characters) waktu itu bisa memenuhi layar komputer anda, tergantung bersihnya line telepon anda. Kalau udah ada karakter-karakter sampah, bikin frustasi deh, harus direload berkali-kali, bahkan kadang-kadang di-reload bukan semakin sedikit karakter sampahnya malah semakin banyak! Menyebalkan!

Sementara tonggak waktu sejarah “Go Digital”-ku berlanjut dengan perkenalanku dengan Internet di tahun 1994. Waktu itu di Jakarta Internet provider yang ada yang saya ketahui hanya PT Solusindo yang memegang lisensi Internet provider global dengan nama ibm.net (bukan ibm.com lho!). Selain di Jakarta saya juga sempat berlangganan Internet juga di Bandung pada tahun segitu. Provider yang ada pada waktu itu di Bandung hanyalah Melsa, yang waktu itu kalau nggak salah masih memakai domain giok.net. Noraknya waktu itu, Melsa hanya menyediakan 2 macam pelayanan internet saja yaitu hanya e-mail dan usenet. Browsing atau World Wide Web belum dimasukkan ke dalam servis Melsa waktu itu. Pengoperasiannya juga agak rumit karena sistemnya adalah UNIX-shelled pada sistem operasi DOS. Jadinya pengoperasiannya lewat command2 UNIX yang agak rese. Wah pokoknya syukur deh, bagi kalian yang tidak mengalami masa2 itu. Sedangkan servis dari IBM.NET (solusindo) sudah sedikit maju karena sudah bekerja di sistem operasi Windows (waktu itu masih Windows 3.1), dan sudah ada World Wide Web. Browser yang populer pada saat itu adalah Netscape (entah masih ada apa nggak ya, itu browser sekarang! Hehehe….). World Wide Web pada zaman itu masih sederhana, kebanyakan masih berupa teks. Boro-boro ada wordpress seperti sekarang, adanya dulu hanya teks dan gambar-gambar mati (animated GIF-pun belum ada waktu itu!). Pokoknya sepet mata kalau browsing pada waktu itu, mana kalau loading lamanya minta ampun padahal modem-nya waktu itu sudah termasuk canggih yaitu U.S. Robotics 14.4 kbps, tapi tetap saja lambat!

Yah begitulah sekelumit perjalanan “Go Digital” ku mulai dari zaman kuda gigit bakwan hingga zaman robot gigit pizza zaman sekarang di mana sekarang saya bisa menikmati berbagai macam broadband mulai dari ADSL, cable, 3.5G hingga Wi-Fi. Tapi yang mengherankan kenapa saya yang termasuk generasi pertama yang memakai Internet, tapi baru sekitar dua bulan yang lalu saya mulai belajar blogging ya??? Huehehehe….!!