Daily Archives: Rabu, 15 Agustus 2007

Skala Richter

Pada dini hari, sekitar tengah malam, Kamis (9/8) kita semua telah mengetahui adanya gempa bumi di Laut Jawa sebagai epicentre-nya, Menurut salah satu surat kabar yang saya baca, gempa yang katanya berkekuatan sekitar 7 skala richter ini ternyata cukup terasa di bagian Indonesia lainnya, tidak hanya di Jawa bagian barat.

Saya, yang pada waktu itu masih dikantor, karena kesibukan yang meningkat, dan harus berada di kantor selama 48 jam, pada saat gempa terjadi kebetulan sedang tertidur di sofa di tempat ruangan aku bekerja karena keletihan. Ketika gempa mulai terasa, aku terbangun dari tidurku walaupun dalam keadaan mengantuk. Kulihat jam dindingku ternyata waktu menunjukkan pukul 00.04, kulihat pula lampu gantung yang ada di ruang kerjaku bergoyang. Karena aku masih dalam keadaan setengah mengantuk yang terfikir pertama kali dibenakku adalah hal-hal yang bodoh seperti “ini goyang karena angin atau hantu ya??”, begitu pertama kali fikiran yang terlintas dalam benakku. Tapi sesaat kemudian akupun melihat air teh yang bekas aku minum di gelas, permukaannya juga ikut bergoyang, dan aku juga melihat laptop-ku yang masih menyala dengan charger-nya karena sebelum aku tertidur aku sempat mengirim e-mail untuk seorang rekan blogger tersayang, bergetar dan beradu dengan meja kecil yang permukaannya tidak rata di mana ia diletakkan dan membuat bunyi yang meskipun tidak begitu gaduh tapi cukup membikin telingaku risih.

Sesaat kemudian ada satpam yang masuk ke ruang kerjaku untuk mengajakku keluar dari bangunan kantor, lalu sesaat kemudian pula datang rekan sekantorku yang warga negara Malaysia keturunan India, yang mengajakku untuk keluar ruangan pula. Karena melihat aku masih mengantuk si Malaysia-India ini langsung menarik tanganku sambil berkata:

“Move your arse, dear! Don’t think! Just race to the exit! Ok?” “Ayo cepat bangun! Nggak usah mikir! Lari aja ke pintu keluar! Ok?” begitu katanya. Aku yang waktu itu belum pakai sepatu langsung berlari ke luar gedung dan kulihat sudah banyak orang berkumpul sambil ribut membicarakan gempa. Tapi alhamdulillah tak lama setelah aku keluar, gempapun berhenti dan tidak ada kerusakan di gedung sama sekali.

Namun dalam postingan kali ini saya tidak ingin menceritakan tentang gempa tersebut kepada anda melainkan saya akan membahas sedikit tentang skala Richter terutama dalam membandingkan kekuatan antar dua buah gempa dalam skala Richter. Sebenarnya artikel ini pernah saya tulis dalam bahasa Inggris di sini namun tidak ada salahnya saya tuliskan lagi dalam bahasa Indonesia dengan latar belakang yang berbeda.

Skala Richter pertama kali dikembangkan oleh ahli seismografi asal Institut Teknologi California bernama Charles Richter yang dibantu koleganya Beno Guttenberg di tahun 1935. Skala Richter ini didasarkan pada pengukuran-pengukuran yang dilakukan oleh alat yang bernama seismograf yang paling idealnya (menurut salah seorang ahli geologi Jepang yang saya lihat di sebuah acara di stasiun TV NHK World lewat jaringan TV kabel) diletakkan sekitar 100 km atau 62 mil dari pusat gempa (epicentre). Skala Richter ini merupakan skala logaritmik, bukan skala aritmatik. Jadi misalnya ada dua buah gempa, yang satu berkekuatan 2 skala Richter, yang satu lagi berkekuatan 4 skala Richter, bagi mereka yang belum tahu mungkin akan mengira bahwa gempa yang berkekuatan 4 skala Richter ini berkekuatan 2 kali dari gempa yang berkekuatan 2 pada skala Richter. Perkiraan itu salah, pada kenyataannya gempa yang berkekuatan 4 pada skala Richter tersebut berkekuatan 100 kali dari gempa yang berkekuatan 2 pada skala Richter. Lha, dari mana angka 100 itu? Mudah saja, untuk mengerti skala logaritma tidak memerlukan keahlian matematika khusus, cukup hanya bekal ilmu matematika setingkat SMP saja. Sayapun bukan ahli matematika dan dapat mengerti dengan cukup baik skala Richter ini, anda tentu juga akan mudah untuk mengerti skala Richter ini.

Misalkan: gempa X berkekuatan 4 skala Richter, dan gempa Y berkekuatan 2 pada skala Richter, maka:

log X = 4, maka X = {10}^{4} = 10.000.

log Y = 2, maka Y = {10}^{2} = 100

maka kekuatan gempa X adalah \frac{{10}^{4}}{{10}^{2}} atau \frac{10.000}{100} = 100 kali kekuatan gempa Y.

Nah, sekarang coba kita bandingkan kekuatan gempa di perairan Sumatra 2004 yang mengakibatkan tsunami besar di berbagai negara Asia yang berkekuatan 9,2 skala Richter (menurut yang tercatat di salah satu stasiun gempa di AS) dengan gempa bumi San Francisco di Amerika Serikat tahun 1989 yang berkekuatan 7,1 pada skala Richter. Misalkan gempa di Sumatra kita singkat jadi Sm, dan gempa di San Francisco kita singkat jadi Sf.

Log Sm = 9,2, maka Sm = {10}^{9,2} = 1,58\:\times\:{10}^{9}

Log Sf = 7,1 maka Sf = {10}^{7,1} = 1,26\:\times\:{10}^{7}

Jadi kekuatan gempa Sm adalah \frac{1,58\:\times\:{10}^{9}}{1,26\:\times\:{10}^{7}} = 125,4 kali kekuatan gempa Sf.

Mudah bukan?