Daily Archives: Sabtu, 28 Maret 2009

Jeruk Makan Jeruk. Kucing Makan Kucing

singa betina

singa betina

singa jantan

singa jantan

Dari channel-channel TV kabel di mana saya berlangganan, Animal Planet adalah salah satu channel atau saluran favorit saya. Walaupun saya paling suka melihat tingkah polah binatang-binatang yang merupakan kerabat terdekat manusia seperti simpanse, orangutan dan gorila, namun bukan berarti saya tidak suka melihat tingkah laku binatang-binatang lainnya. Nah, suatu hari beberapa tahun yang lalu, persisnya saya sudah lupa, saya pernah melihat acara di Animal Planet mengenai tingkah laku singa (Panthera leo) di benua hitam Afrika  yang ketika pertama kali saya melihatnya di acara tersebut cukup membuat saya  sedikit tercengang.

Waktu masih kecil, saya menyangka bahwa singa yang jantan adalah yang berbulu tengkuk (mane) pendek, sementara singa yang berbulu tengkuk panjang adalah yang betina. Ternyata baru setelah saya agak besar baru mengetahui bahwa yang berbulu tengkuk pendek justru yang betina sedangkan yang berbulu tengkuk panjang adalah yang jantan (kebalikan dari manusia di mana biasanya kalau pria berambut pendek sementara wanita berambut panjang).  Kekeliruan saya waktu masih kecil dulu juga ‘diperkuat’ bahwa singa yang sering berburu adalah singa yang berbulu tengkuk pendek yang ternyata justru singa betina. Singa betina memang “pekerja yang sangat keras” di mana dari melahirkan, “membesarkan” anak-anaknya hingga berburu semuanya dilakukan oleh singa betina. Sementara singa jantan hanya bermalas-malasan saja kerjanya (enak ya jadi singa jantan!! :mrgreen: ). Bulu tengkuk yang panjang pada singa jantan memang membuat singa jantan jikalau berlari kencang dan lama akan membuat tubuh menjadi lebih cepat panas, oleh karena itu secara alamiah singa jantan memang tidak cocok untuk berburu. Begitulah secara “takdir” alam telah menciptakan singa betina untuk mengerjakan semuanya dari melahirkan anak hingga berburu mencari makan.

Nah, ketika si betina berburu, jikalau ia mempunyai anak, ia akan ‘menitipkannya’ kepada anggota kawanan singa lainnya termasuk si jantan. Walaupun tentu saja di antara singa pertanggungjawaban keselamatan si anak yang dititipkan tidak pernah bisa dijamin. Nah, ketika para betina sudah mendapatkan buruannya berupa kijang atau binatang-binatang lainnya, biasanya para betina membagi buruannya kepada si anak dan si jantan. Masalah selesai?? Tidak! Terkadang si jantan mengusir si betina dan anak-anaknya dan hasil buruan si betina hanya boleh dimakan oleh si jantan. Yang dilakukan si betina tentu bukan marah-marah dengan percakapan a la  sinetron:  “Dasar lu lelaki bisanya cuma makan doang! Cari makan sendiri dong !!”. Yang dilakukan si betina dan anak-anaknya hanya menunggu si jantan selesai makan lalu baru sisanya dimakan oleh si betina dan anak-anaknya. Atau bisa jadi juga si betina akan mencari buruan lagi untuk dimakannya. Walau begitu, tentu tidak ada dendam si betina kepada si jantan, besoknya si betina akan berburu lagi, dan hasil buruannya lagi-lagi akan dibagi kepada si jantan, dan kemungkinannya juga si betina akan diusir lagi. Begitulah seterusnya…. Oh malangnya jadi singa betina…. :mrgreen:

Bukan itu saja…… terkadang jikalau singa jantan lagi pedekate (pendekatan) sama seekor singa betina dan jikalau si singa betina itu punya anak, biasanya si singa betina ogah dipedekatein sama si jantan. Hal tersebut karena si betina sangat melindungi anak-anaknya dari binatang-binatang buas lainnya termasuk dari singa-singa lainnya sendiri. Nah, agar si jantan bisa pedekate sama si betina, tak segan-segan biasanya si jantan membunuh anak-anak si betina. Biasanya si betina akan melindungi anak-anaknya jikalau anak-anaknya diserang oleh seekor singa jantan. Namun hasilnya jarang yang sukses. Walaupun si betina sudah setiap hari latihan berburu, namun tetap saja biasanya si singa betina selalu gagal melindungi anak-anaknya manakala mereka diserang oleh seekor singa jantan. Karena memang pada kenyataannya singa jantan memang jauh lebih kuat daripada singa betina. Namun, namanya juga binatang, ketika anak-anak si betina sudah berhasil dibunuh oleh si jantan, si singa betina relatif cepat melupakan kematian anak-anaknya, bahkan seringkali si betina akhirnya malah mau dipedekatein oleh si jantan. Tentu saja lagi-lagi percakapan a la sinetron: “Kau seorang pembunuh! Aku tak mau menjadi kekasih seorang pembunuh!” tidak ada dalam kamus singa.

Nah segitu aja deh cerita dari saya kali ini. Tidak ada arti-arti filosofis yang dipaksa diterjemahkan ke dalam kehidupan manusia dari cerita mengenai kehidupan singa ini dari saya. Namun kalau anda punya, ya silahkan saja utarakan untuk memperkaya artikel ini. Saya menulis artikel ini hanya karena dua hal:

  1. Karena saya lagi malas membuat artikel yang lebih serius.
  2. Anak kucing yang baru beberapa minggu kami pelihara tewas dimakan oleh seekor kucing jantan liar. Sisanya tinggal tulang-tulang sama ekornya saja. Dibunuhnya dan dimakannya di atas genting rumah pula ketika kami lengah. Yah, namanya juga binatang, kanibalisme di kalangan kucing memang terbilang cukup sering….