Daily Archives: Selasa, 10 Maret 2009

Globalisasi

Kita sering sekali akhir-akhir ini mendengar kata ‘globalisasi’ dari mass media baik cetak maupun elektronik. Banyak dari kita tentu sudah mengetahui apa itu globalisasi walaupun banyak juga dari kita yang belum faham betul apa itu globalisasi. Globalisasi sebenarnya terjadi dalam banyak bidang yaitu di bidang ekonomi, politik, teknologi, sosiokultural dan sebagainya. Namun yang akan saya bicarakan di sini adalah globalisasi di bidang ekonomi.

Globalisasi (di bidang ekonomi) mulai berakar ketika dua atau lebih negara menjalani transaksi jual beli antarmereka sebagai akibat  sebuah negara melihat negara lain memproduksi barang yang mereka perlukan secara lebih ekonomis yang mengakibatkan bahwa negara tersebut memutuskan untuk membeli barang dari negara lain tersebut daripada memproduksi sendiri di dalam negeri. Misalkan dengan sumberdaya dan dalam waktu yang sama negara A memproduksi 5 buah mesin dan 10 meter kain. Sementara negara B memproduksi 3 buah mesin dan 15 meter kain, maka negara A cenderung akan mengimpor kain dari negara B daripada memproduksi sendiri sedangkan sebaliknya negara B cenderung untuk mengimpor mesin dari negara A daripada memproduksi sendiri di dalam negeri.

Nah, dari model perdagangan internasional sederhana inilah yang kelak akan menjadi globalisasi yang kompleks tersebut. Walaupun pada saat ini, perdagangan internasional tetap merupakan ruh utama globalisasi namun kenyataannya globalisasi jauh lebih kompleks dibandingkan perdagangan internasional. Dalam globalisasi di bidang ekonomi selain terjadi perpindahan barang dan jasa secara internasional, juga terjadi perpindahan sumberdaya, baik sumberdaya manusia ataupun sumberdaya alam. Selain itu, tak kalah pentingnya dalam globalisasi adalah adanya perpindahan modal baik yang berupa investasi langsung asing (foreign direct investment) maupun yang berupa modal portfolio (portfolio capital).

Untuk melihat tingkat globalisasi suatu negara, dapat dilihat melalui beberapa indikator. Paling mudah adalah dengan melihat indeks globalisasi. Cara lain yang sudah cukup representatif adalah dengan melihat persentasi ekspor suatu negara dari Produk Domestik Bruto (PDB)-nya. Tahun 2002, ekspor Singapura mencapai 143,9% dari PDB-nya, menjadikan Singapura sebagai negara dengan presentasi ekspor terbesar dari PDB-nya. Hongkong di tempat kedua dengan presentasi ekspor  mencapai 124,5% dari PDB. Sedangkan eskpor Indonesia di tahun 2002 hanya mencapai 33% dari PDB. Nanti dulu! Ekspor Singapura mencapai 143,9% dari PDB-nya?? Mana bisa jumlah ekspor melebihi PDB?? Itu mungkin saja karena praktek ekspor ulang (reexport) umum terjadi di Singapura, di mana barang-barang yang diimpor oleh Singapura (terutama barang-barang dari Malaysia) kemudian diekspor kembali setelah diberi nilai tambah yang cukup signifikan.

Globalisasi memang erat hubungannya dengan  keterbukaan ekonomi negara-negara di dunia yang ditandai dengan terus naiknya persentasi ekspor dunia atas total PDB dunia. Lantas apa manfaatnya bagi negara-negara berkembang seperti Indonesia?? Sebenarnya secara umum globalisasi dapat membawa manfaat yang nyata bagi perekonomian lokal. Dengan mengalirnya modal ke suatu negara, perekonomian suatu negara berkembang dapat terbukti tumbuh dengan pesatnya. Manfaat-manfaat globalisasi secara detail, insya Allah akan coba saya jabarkan di lain waktu, di lain artikel. Namun tentu setiap praktek ataupun fenomena ekonomi, tidak terkecuali globalisasi ini juga membawa dampak-dampak negatif. Perpindahan sumberdaya yang tidak berimbang baik yang keluar maupun yang ke dalam dapat menjadi isu yang serius. Perpindahan sumberdaya alam keluar yang berlebihan misalnya, tentu juga tidak baik untuk perekonomian lokal. Juga  perpindahan SDM dari luar negeri ke dalam negeri yang dapat mengancam suplai SDM dalam negeri juga seringkali menjadi isu serius dalam globalisasi. Selain itu globalisasi yang tidak terkendali juga dapat mengancam keberadaan perusahaan-perusahaan dalam negeri yang bermain di pasar lokal karena adanya persaingan dari barang-barang impor sejenis. Untuk itu di banyak negara majupun, proteksi masih tetap dijalankan.

Nah, walaupun globalisasi dapat membawa dampak positif bagi sebuah negara berkembang namun bukan berarti globalisasi adalah solusi sempurna bagi sebuah negara berkembang. Ingat, sebuah fenomena ekonomi pasti mempunyai dua sisi, sisi benefit dan sisi cost-nya. Namun begitu, dampak buruk dari globalisasi di sebuah negara sebenarnya bukan karena semata-mata akibat globalisasi tersebut secara langsung namun juga karena lebih diperparah akibat kegagalan suatu negara dalam me-manage dampak-dampak globalisasi tersebut……..