Mengapa Kita “Tidak Bisa” Setiap Malam Melihat Bulan?

Bulan adalah benda langit yang paling dekat ke bumi, jaraknya dari Bumi rata-rata adalah 384.400 kilometer, termasuk jarak yang sangat dekat dibandingkan dengan benda-benda langit lainnya. Karena jaraknya yang “sangat dekat” tersebut, bulan adalah benda langit yang paling mudah dilihat dengan mata telanjang terutama pada malam hari. Pada malam hari bulan tampak “bersinar” dengan  terang, seolah2 bulan ingin menggantikan matahari dalam menerangi bumi pada malam hari. Namun, seperti yang kita pelajari dari SD, tentu bulan tidak memancarkan sinarnya sendiri, sinar yang mencapai mata kita dari bulan adalah cahaya sinar matahari yang dipantulkan oleh bulan sehingga bulan tampak seolah2 bersinar.

Terlepas dari faktor awan tebal di langit yang dapat menutupi bulan, kenapa kita “tidak bisa” setiap malam melihat bulan (walaupun langit bersih tanpa awan) ?? Sebenarnya bulan setiap hari selalu terbit dan terbenam secara teratur namun jikalau kita ingin menemukan bulan di waktu yang salah pada malam hari, maka kita tidak akan dapat menemukan bulan di langit. Ini disebabkan karena setiap malam atau setiap hari bulan terbit dan terbenam sekitar 50 – 60 menit lebih telat dari malam sebelumnya.

Sekarang lihat gambar di atas (gambar diambil dari sini). Andaikan bulan berada di posisi 1. Inilah yang dalam astronomi disebut dengan bulan baru. Pada posisi bulan seperti inilah maka bulan baru penanggalan qomariyah (penanggalan Arab) dimulai. Di posisi 1 ini, posisi bulan sangat dekat dengan matahari jikalau kita melihatnya dari bumi. Dalam posisi ini tentu waktu terbit  bulan hampir sama dengan waktu terbit matahari (begitu pula dengan waktu terbenamnya bulan kira2 hampir sama dengan waktu terbenamnya matahari) sehingga pada saat bulan dalam posisi 1 ini kita mustahil menemukan bulan pada malam hari. Seiring dengan berlalunya waktu, beberapa hari kemudian, bulan mencapai pada posisi 2. Pada posisi ini bulan kira2 terbit pada pukul 9 pagi dan terbenam pada pukul 9 malam. Nah, pada posisi bulan seperti ini kita bisa melihat bulan sabit pada malam hari sebelum pukul 9. Namun tentu kita mustahil menemukan bulan yang tengah pada posisi 2 ini di tengah malam. Nah, beberapa hari kemudian di posisi 3 (pada posisi ini nampak bulan separuh dari bumi) bulan kira2 terbit pukul 12 siang dan terbenam pada kira2 pukul 12 malam. Nah pada posisi bulan seperti ini kita mustahil menemukan bulan lewat tengah malam.  Sekarang pada posisi bulan purnama, yaitu pada posisi 5, posisi bulan tentu berseberangan dengan posisi matahari. Pada posisi inilah kita dapat menemukan bulan di sepanjang malam. Itu disebabkan karena posisi bulan berseberangan dengan matahari, maka pada posisi bulan purnama ini (posisi 5) bulan terbit pada saat kira2 matahari terbenam dan bulan terbenam pada saat kira2 matahari akan terbit. Beberapa hari kemudian pada saat bulan pada posisi 7 (kembali menjadi bulan separuh), di posisi ini justru kebalikan daripada posisi 3. Di posisi 7 ini, bulan baru terbit  kira2 pukul 12 malam dan baru terbenam  kira2 pukul 12 siang. Nah, pada bulan dalam posisi 7 ini, tentu kita mustahil menemukan bulan di malam hari sebelum tengah malam. Begitulah seterusnya hingga bulan mencapai kembali pada posisi 1. Nah, hubungannya secara kasarnya dengan penanggalan qomariyah (Islam) adalah jikalau anda dapat menemukan bulan (terutama bulan sabit) sebelum tengah malam (terutama beberapa jam setelah matahari terbenam) maka itu berarti kita berada pada tanggal2 muda dalam bulan Islam. Jikalau kita tidak menemukan bulan sama sekali sebelum tengah malam, itu pertanda kita berada pada tanggal2 tua dalam bulan Islam.

Nah…. sekarang jelas kan….. kenapa setiap malam kita belum tentu dapat menemukan bulan di langit?? 😀

Catatan:

Lamanya peredaran bulan dari posisi 1 kembali ke posisi 1 lagi adalah kira2 1 bulan. Namun tentu yang dimaksud adalah satu bulan qomariyah, sedangkan untuk satu bulan kalender syamsiah (kalender Masehi) lebih sedikit panjang (kecuali bulan Februari yang justru lebih pendek dari waktu 1 bulan qomariyah) karena panjangnya 1 bulan kalender syamsiah disesuaikan dengan satu kali peredaran bumi terhadap matahari.

43 responses to “Mengapa Kita “Tidak Bisa” Setiap Malam Melihat Bulan?

  1. Jelas pak!
    Menarik dan gampang dipahami, terima kasih pak..

  2. kalau bulan bisa ngomong…….., dia akan bilang : “Kang Yari, ahli astronomi juga ya ? kok bisa dengan gamblang dan mudah dimengerti penjelasannya ?”

  3. Gerhana itu selalu terjadi pada saat bulan purnama ya pak? Atau setiap datang bulan?

  4. Ooo pantesan saya heran kok setiap mau lebaran pasti susah menemukan bulan padahal kalo menjelang lebaran yg banyak dicari orang adalah hilal atau bulan. Oh ternyata gitu toh. Hehe..

  5. saya ndak gitu paham sudut pandang ilmiahnya… tapi, menurutt saya emang udah kodratnya kita ndak selalu bisa ngeliat bulan. lha wong yang kedatangan bulan aja ndak mesti bisa liat bulan koq… we he he…

  6. Ini disebabkan karena setiap malam atau setiap hari bulan terbit dan terbenam sekitar 50 – 60 menit lebih telat dari malam sebelumnya.

    hmm… dari sini, mungkin, bisa kita hitung kapan terjadi dan lamanya gerhana bulan…

    artikel yang menarik…

    salam kenal

  7. tadi mlm dirumah lagi giliran mati lampu *ptk mulai gelap lagi* trus begitu buka pintu rumah ternyata ada bulan teraaaaaaaang bgt..! cahaya dari ciptaan Illahi begitu indah. semakin nikmat sambil makan terang bulan *apam pinang* :mrgreen:

  8. analisis bung yari memang selalu membuka pikiran saya yang awam soal dunia keilmuan. dari waktu ke waktu, otak saya ndak pernah sampai memikirkan kenapa rembulan kok tidak selalu terlihat purnama pada setiap malam. bisanya cuma mengeksploitasinya menjadi gambaran2 imajinatif dalam teks cerpen ecek2, hehehehehe 😆

  9. Selamat siang,cerita tentang dewi malam tentunya selalu menarik.Selain sebagai pengiring alami atau satelit alamiah bumi yang selalu mempengaruhi gejala2 alam di bumi,misalnya pasang naik dan surut air laut,bulan juga selalu memberi nilai romantis kepada hidup manusia.Bahkan dalam tradisi Tionghoa pada setiap tanggal 15 bulan 1 lunar dan tanggal 15 bulan 8 lunar selalu ada acara melihat indahnya bulan purnama.
    O,ya saya ingin melengkapi,orang di bumi selalu melihat permukaan bumi yang sama, ini disebabkan kala rotasi bulan sama dengan kala revolusi bulan terhadap bumi.Terima kasih.

  10. Ralat Pak! Ada kalimat yang salah dari komentar saya tadi yaitu “….selalu melihat permukaan “bumi” yang sama” seharusnya “…selalu melihat permukaan “bulan” yang sama”.Terima kasih.

  11. penjelasan yang benar2 menarik utk disimak..trims pak..

  12. woooo begitu ya… padahal kan adakalanya kalo lagi mellow maunya liat bulan di angkasa biar berasa seluruh jagad raya mendukung sang rasa huhuhu

    *aduh maap najis ginih :p

  13. Salam
    Penjelasan yang sangat akurat, trims infonya btw pengen banget lihat permukaan bulan sebelahnya secara permukaan bulan yang kita liat kan yang itu2 aja 🙂

  14. kadang kalo bulan diliat di siang bolong ?

  15. @ardianto

    Terima kasih juga telah mengunjungi blog saya lagi….. 😀

    @Yoyo

    Terima kasih juga….. saya bukan astronom kok…. cuma ya penggemar astronimi dikit….. 😀

    @Nayantaka

    Ooh… kalau gerhana matahari terjadi pada saat bulan “tidak ada” di langit pada malam hari, tapi kalau gerhana bulan memang terjadinya pada saat bulan purnama…. artikel mengenai ini akan menyusul kapan2…. 🙂

    @AgusBin

    Huehehe…. ya iya Bin…. akhir2 bulan Islam tentu saja selain bulan “sukar” dilihat di langit oleh mata telanjang, terbitnya juga baru pada seperempat malam terakhir pada saat kita rata2 masih tidur. 😀

    @maniak gundam

    Mau ngerasain datang bulan ya? :mrgreen:

    @102FM ITB

    Ya.. dengan mengetahui pergerakan bumi dan bulan serta mengetahui geometri yang sebenarnya tidak terlalu rumit dapat menghitung kapan, lamanya sebuah gerhana, panjangnya bayangan gerhana, dsb.

    Salam kenal juga…. 😀

    @eNPe

    O iya…. kalau terang bulan di sana itu macamnya martabak manis gitu ya?? Baru inget lagi saya…. hehehe…. 😀

    @Sawali Tuhusetya

    Wah…. jangan gitu dong pak Sawali…. imajinasi juga penting loh bagi peradaban manusia…. banyak sekali contohnya teori2 ilmu pengetahuan itu ditemukan karena stimulus imajinasi dari para ilmuwan tersebut….. jadi jangan pernah meremehkan kemampuan imajinasi orang yang diberikan oleh Yang Maha Kuasa…. 😀

    @Yung Mau Lim

    Selamat siang juga mas Yung Mau… dan terima kasih atas tambahan infonya. Memang betul mas Yung Mau, memang sisi bulan yang menghadap ke Bumi memang cuma satu sisi saja alias sisi yang sama terus menerus, inilah yang disebut dengan tidal locking. Di alam semesta ini sebenarnya banyak sekali kasus2 tidal locking seperti ini, salah satunya adalah planet yang terdekat dengan matahari yaitu Merkurius dengan matahari sendiri di mana permukaan Merkurius yang menghadap ke matahari juga hanya satu sisi saja.

    O iya…. menurut foto2 yang diambil oleh satelit, sisi permukaan bulan yang tidak pernah terlihat dari Bumi (far side) relatif lebih bersih atau lebih sedikit bopeng2 kawahnya dibandingkan dengan yang selalu terlihat dari Bumi (near side). Wah sepertinya kalau sisi yang tidak pernah terlihat tersebut dapat juga terlihat sekali2 dari Bumi tentu sinar bulan lebih indah lagi ya dan juga mungkin bisa lebih romantis lagi…. 😀

    @cempluk

    Terima kasih kembali…. 🙂

    @natazya

    Huehehe…. iya kalau lagi mellow rasanya memang ingin melihat bulan… ditambah ingin berpuisi dan yang terpenting pikiran selalu melayang jauh bersama si doi…. **halaah** ngomong apa lagi aku ini….. :mrgreen:

    @nenyok

    Udah telepon NASA belom? Siapa tahu mereka ingin meminjamkan pesawat ulang aliknya untuk melihat permukaan bulan yang jauh itu?? :mrgreen:

    @ayahshiva

    kurang banyak ya bingungnya? :mrgreen:

    @Raffaell

    Kalau posisi bulan “dekat” dengan matahari kalau dilihat dari Bumi tentu akan sangat sulit dilihat. Kalau agak “jauh” cukup mudah untuk dilihat. Kita sering melihat kok bulan pada saat matahari sudah terbit pukul 6 ke atas sampai pukul 9, atau sore setelah pukul 3 kita juga sering dapat melihat bulan dengan mudah. 😀

  16. Mengapa Kita “Tidak Bisa” Setiap Malam Melihat Bulan?

    Sebab bulan tidak datang tiap hari…

    :mrgreen:

    *mode iseng off*

  17. ooo…gitu tho?
    yaks..jadi inget semalem bulannya lagi bagus
    tapi lupa ndak bawa kamera 😦

  18. jadi inget pelajaran fisika.
    aa…dulu aku benci banget fisika.
    sekarang? masih kayaknya. 😀

  19. Sudah liat zeitgheizt http://www.zeitgeistmovie.com/ belum, Mas. Kasih cerita dan komen dong terkait babak pertama dari film. Di sana mbahas banyak ttg astronomi.

  20. iya, pak. martabak manis itulah terang bulan 🙂

  21. Analisis Anda bikin kaya otakku.
    Terimakasih dahulu.
    Yang perlu digarisbawahi adalah bahwa peredaran bulan makin membuktikan bahwa kalender Hijriyah (Islam) itu benar adanya. Bahwa bulan akan purnama bukan pada tanggal 15 Masehi, tapi tanggal 15 Hijriyah. Jadi, terbitnya bulan mestinya membuat iman kita akan kebenaran Islam lebih kuat dan mantap.

    Tabik!

  22. Logis sekali ulasannya, pak..
    Nambah pundi2 ilmu lagi nih…
    Hatur nuwunn.. 😀

  23. @Yoga

    Namanya juga bulan, harusnya datengnya tiap bulan bukan datengnya tiap hari! 😛

    **mode JAWABAN iseng OFF** :mrgreen:

    @wennyaulia

    Sekalinya bawa kamera, gantian bulannya yang nggak muncul! :mrgreen:

    @norie

    Huahahaha…. tapi ini bukan pelajaran fisika banget, ini hanya pengetahuan umum populer saja yang terkadang terlepas dari pengamatan orang sehari2…… 😀

    @Akhmad Guntar

    Wah… maaf mas Akhmad Guntar, komen anda tertelan Akismet, namun sudah saya selamatkan. Sekali lagi maaf ya. Ok, nanti saya coba lihat filmnya dulu sebelum bisa kasih komentar. 🙂

    @eNPe

    Hehehe… terima kasih ya mbak Ita! 😀

    @Zul

    Memang pak…. Allah menciptakan bulan mungkin juga gunanya sebagai penunjuk waktu bagi manusia zaman dulu….. Dan di tata surya kita bulan kita termasuk yang paling besar di antara satelit2 alamiah pada planet2 lain, apalagi jika dibandingkan planet induknya, mungkin ini dimaksudkan agar bulan kita dapat terlihat dengan mudah dan menyolok dari bumi kita ini….. 😀

    @GR

    Terims kembali…… 😀

  24. Yap..saya dapat referensi bagus, jika menemukan bulan (terutama bulan sabit) sebelum tengah malam berarti kita berada pada tanggal2 muda dalam bulan Islam. Jika kita tidak menemukan bulan sama sekali sebelum tengah malam, itu pertanda kita berada pada tanggal2 tua dalam bulan Islam.

    Ps: perasaan ingat2 tanggal muda gara2 gajian :mrgreen:

  25. siiiip pak share ilmune….
    jadi nambah pengetahuan, tapi kalo bulan bintang kok bisa jadi nama partai itu gimane kisahnya pak?

  26. Terimaksih pak sudah membagi ilmunya. Penjelasanya amat dimengerti…
    sekali lagi, terimakasih….

  27. mengingat kembali pelajaran saat sekolah…
    Thanks Ilmunya……….

  28. Posting mengenai Ilmu Pengetahuan Alam yah… thanks ya

  29. ass.
    setiap saya kesini slalu disuguhkan dgn paparan yang ilmiah, mantab mas Yari. sy senang sekali mbacanya, nambah ilmu.

    boleh saya copy mas Yari ?
    buat bacaaan pribadi aja

  30. ketawa mbaca komen si ndoro seten…wakakak

  31. Jadi ingat saat kecil dulu, yang belum ada listrik, terang bulan selalu ditunggu, orangtua mengobrol dengan duduk di tikar, anak-anak membuat kalangan (bergandengan tangan dengan posisi melingkar), dan menyanyikan lagu anak-anak.

    Setelah pindah rumah yang ada listriknya, acara bermain sambil buat kalangan sambil menyanyi ini masih berlaku, entahlah setelah saya SMP kok saya melihat kondisinya sudah berbeda. Btw, justru indahnya karena kita menjadi suka menunggu terang bulan…terutama yang sedang pacaran…..dan melihat bayangan menyerupai pohon di bulan, yang sering ditafsirkan macam-macam.

  32. terima kasih , pengennya lebih banyak postingan yang terus menambah pengetahuan kita semua

  33. @SQ

    Yang jelas…. gajian pasti bukan berdasarkan tanggalan qomariyah kan? :mrgreen:

    @Ndoro Seten

    Tanyalah pada rumput yang bergoyang….! :mrgreen:

    @Rita

    Terima kasih juga…..

    @indra1082

    Sekolah masa2 yang berbahagia atau yang menyiksa? :mrgreen:

    @ario dipoyono

    Terima kasih kembali juga…..

    @Alex

    Ya… silahkan…. terima kasih….

    @edratna

    Wah…. apalagi suasana terang bulan di desa…. pasti lebih romantis lagi ya…. 😀

    @realylife

    Insya Allah mudah2an dapat terus terlaksana………

  34. Artikel seperti ini sebaiknya disebar luaskan agar masyarakat luas tahu yang sebenarnya mengenai Bulan, soalnya ‘kan masih ada yang beranggapan Gerhana terjadi karena Bulan ditelan Bethoro Kolo!
    Salam Hangat http://economatic.wordpress.com/

    _______________________________________

    Yari NK replies:

    Huehehe….. jangankan di masyarakat kita…. di negara2 majupun masih ada sekelompok masyarakat yang memandang salah gerhana matahari / bulan itu walaupun mungkin nggak ada Bethoro Kolonya! 😀 Salam kenal juga ya…. dan terims telah mengunjungi blogku!

  35. sangat membantu sekali, trim’s

    _________________________

    Yari NK replies:

    Terims kembali. 🙂

  36. Cocok jadi guru nih…. ya pak…

    _________________________

    Yari NK replies:

    Wah…. tambah lagi profesiku… ada yang bilang cocok jadi dosen, ada yang bilang cocok jadi polisi, ada yang bilang cocok jadi gigolo, eh sekarang ada yang bilang cocok jadi guru! Wah… saya benar2 bunglon yah! :mrgreen:

  37. Asl. thanks ya buat info about moon n itu bisa bantu bunda q nyelesain tugasnya di Kuliah UT nya. Thanks Ya

    ______________________

    Yari NK replies:

    Terima kasih juga karena telah mengunjungi blog saya. Saya senang artikel2 saya dapat membantu orang lain. 🙂

  38. makasih, penjelasannya gampang dimengerti
    pantes saya sering bingung, klo orang liat hilal, kok mesti cepet, takut keburu bulan terbenam… di pikiran saya, kalo matahari terbenam, bulan pasti terbit 😆

  39. Woh… terima kasih.

Tinggalkan komentar