Penjara Spandau, Penjara Yang Isinya Hanya Seorang…..

Rudolf HessPenjara Spandau di Berlin, Jerman

Keterangan Gambar:

Gambar atas : Rudolf Heß sedang berjalan seorang diri di halaman penjara Spandau. (Foto oleh Norman Goda).

Gambar Bawah: Penyerahterimaan pergantian penjagaan bulanan penjara Spandau dari pasukan Uni Soviet (sebelah kiri) ke pasukan Amerika Serikat (kanan).

 

Di tahun 1980an, ada grup musik yang terdiri dari 5 orang yang bernama Spandau Ballet yang lagu-lagunya cukup saya gemari. Mula-mula saya tidak tahu apakah Spandau itu. Oleh karena saya penasaran maka saya berusaha mencari tahu di Encyclopædia Britannica, satu2nya sumber informasi yang ada di rumah waktu itu. Maklumlah di tahun 1980an belum dikenal yang namanya Internet sepeti zaman sekarang. Informasi yang saya dapatkan mengenai kata “Spandau” adalah nama sebuah penjara di pinggiran kota Berlin, Jerman tempat para penjahat perang Nazi kelas kakap ditahan. Entah apa hubungannya antara grup musik Spandau Ballet ini dengan penjara Spandau, yang jelas  saya tergelitik untuk mengetengahkan tema tentang penjara yang sangat bersejarah ini yang sejak tahun 1966 hingga tahun 1987 penghuni penjara ini hanya seorang yaitu Rudolf Heß melalui postingan saya kali ini……

Penjara Spandau adalah penjara di distrik Spandau dekat kota Berlin di Jerman. Penjara ini, seperti yang telah diungkapkan di atas adalah tempat para penjahat perang kelas kakap Nazi Jerman pada Perang Dunia II ditahan. Semula penjahat perang yang ditahan adalah 7 orang yaitu adalah: Rudolf Heß, Walther Funk, Erich Raeder, Baldur von Schirach, Konstantin von Neurath, Albert Speer dan Karl Dönitz. Namun sejak tahun 1966, sejak Speer dan von Schirach dibebaskan dengan alasan kesehatan dan kemanusiaan, Rudolf Heß menjadi satu-satunya penghuni penjara tersebut. Uniknya lagi, inilah penjara satu2nya dibawah juridiksi internasional, dikelola dan dijaga bergantian oleh 4 negara pemenang Perang yaitu Amerika Serikat, Inggris, Perancis dan Uni Soviet. Dan lebih unik lagi, penjagaan ketat oleh 4 negara ini yang menghabiskan tidak sedikit biaya adalah hanya untuk menahan seorang penjahat perang kakek-kakek bernama Rudolf Heß ini! Luar biasa!

Penjara Spandau sebenarnya sudah lama dipakai jauh sebelum Perang Dunia II. Pada saat sebelum dihuni oleh penjahat perang kelas kakap Nazi tersebut, penjara itu memuat sekitar 600an pesakitan. Namun ke 600an pesakitan itu semuanya dipindahkan ketika ketujuh orang penjahat perang Nazi tersebut mulai ditahan di penjara Spandau. Pada awalnya penjara ini tidak diduga akan menjadi penjara tempat penjahat perang Nazi ditangkap. Karena sebelum Pengadilan Nürnberg, yang mengadili penjahat perang Nazi,  semua penjahat perang Nazi kelas kakap diperkirakan tidak ada yang berakhir di penjara, alias semuanya akan mati dihukum di tiang gantungan. Namun setelah Pengadilan Nürnberg berakhir ternyata ketujuh penjahat perang Nazi tersebut lolos dari tiang gantungan dan “hanya” dihukum antara 10 tahun hingga seumur hidup. Tiga dari tujuh penjahat perang tersebut yaitu von Neurath (dihukum 15 tahun penjara), Funk (seumur hidup) dan dan Raeder (seumur hidup) dibebaskan sebelum hukuman berakhir karena alasan kesehatan dan kemanusiaan. Sementara tiga lainnya yaitu: Dönitz (10 tahun penjara), Speer (20 tahun) dan Von Schirach (20 tahun) menjalani penuh hukumannya. Sejak Speer dan Von Schirach dibebaskan tahun 1966, maka tinggalah Rudolf Heß (dihukum penjara seumur hidup) seorang diri di penjara Spandau yang besar itu hingga maut menjemputnya di tahun 1987.

Mengenai Rudolf Heß sendiri, tawanan satu2nya  di penjara Spandau sejak tahun 1966 juga menarik untuk dibicarakan. Orang yang pernah dekat dengan orang nomor satu pada masa Nazi Jerman ini yaitu Adolf Hitler sebagai deputi atau asistennya, melakukan penerbangan misterius dan rahasia ke Britania Raya atau tepatnya ke Skotlandia pada tahun 1941. Penerbangannya ke Skotlandia tersebut adalah untuk menemui Duke of Hamilton and Brandon yang waktu itu menjadi lawan (politik) dari Winston Churchill perdana menteri Inggris Raya kala itu. Para ahli sejarah dan politik hingga kini masih memperdebatkan apa tujuan Heß sebenarnya terbang ke Skotlandia tersebut.  Rudolf Heß sendiri mengakui bahwa penerbangannya ke Skotlandia tersebut adalah untuk menghentikan perang yang akan terus berlanjut seperti yang ditulis istri Rudolf Heß, Ilse Heß dalam bukunya “Rudolf Hess: Prisoner of Peace”. Namun “misi perdamaian”nya gagal, Rudolf Heß malah tertangkap fihak Inggris dan dijebloskan ke penjara di Inggris hingga Perang Dunia II selesai.

Walaupun ia mengaku “mengusung misi perdamaian” ketika perang tengah berlangsung, hal tersebut tidak membuatnya lolos dari pengadilan Nürnberg di tahun 1945-1946 ketika perang berakhir dan Jerman berada di fihak yang kalah. Di pengadilan tersebut Heß terbukti bersalah dalam 2 dakwaan dari 4 dakwaan yang dituduhkan kepada para penjahat perang Nazi.  Heß terbukti bersalah dalam Partisipasi dalam perencanaan perang atau sebagai konspirator dalam pelaksanaan perang sebaai kejahatan terhadap perdamaian dan juga ia dinyatakan bersalah dalam merencanakan, memulai dan melaksanakan perang yang juga merupakan kejahatan terhadap perdamaian. Untuk itu Heß dihukum penjara seumur hidup.

Setelah pengadilan Nürnberg tersebut, mulailah Rudolf Heß melewati hari2nya di penjara Spandau. Pada awalnya, di tahun 1946, ada 7 penjahat perang (termasuk Heß) yang masuk ke dalam penjara tersebut. Bahkan Walther Funk dan Erick Raeder juga dihukum seumur hidup. Namun Raeder dan Funk dibebaskan masing2 tahun 1955 dan 1957 dengan alasan kesehatan dan kemanusiaan. Ketika Albert Speer dan Baldur von Schirach dibebaskan tahun 1966, Rudolf Heß menjadi satu2nya pesakitan di penjara Spandau dan mulailah hari2nya yang sepi hingga akhir hayatnya.

Amerika Serikat, Inggris, Perancis dan Uni Soviet tiap bulan bergantian menjaga tempat tersebut. Penderitaan Heß bertambah manakala giliran Uni Soviet yang menjaga tempat penjara tersebut karena Uni Soviet menerapkan peraturan yang jauh lebih ketat dan makanan yang lebih sedikit dan sangat seadanya dibandingkan dengan giliran penjagaan oleh Amerika Serikat, Inggris atau Perancis di mana Heß lebih leluasa dan disediakan makanan yang cukup mewah untuk ukuran penjara. Namun begitu Heß tetap sangat dibatasi dalam mengirim surat, menerima tamu dan menerima informasi dari luar terutama media elektronik. Itupun hanya radio yang diperbolehkan sedangkan televisi tidak boleh.

Amerika Serikat, Inggris dan Perancis sebenarnya telah mengampuni Heß di tahun 1970an dan menyarankan agar Heß dibebaskan atau diubah menjadi tahanan rumah karena alasan kemanusiaan dan kesehatan Heß yang terus menurun terutama kesehatan mentalnya akibat kesepian yang berkepanjangan. Namun hal tersebut selalu ditolak Uni Soviet yang bersikeras Heß harus tetap menjalani hukumannya di penjara Spandau. Penolakan salah satu negara saja sudah cukup untuk meneruskan hukuman Heß di penjara Spandau tersebut. Kerjasama antara Amerika Serikat, Inggris, Perancis dan Uni Soviet memang terhitung sangat kompak di penjara Spandau ini. Hal inilah yang justru terlihat sangat “lucu” dan “anomali” dengan keadaan politik global pada saat itu di mana tengah terjadi perang dingin antara blok barat yang dipimpin Amerika Serikat dan blok timur yang dipimpin Uni Soviet. Namun toh, keempat negara besar tersebut bisa bekerja sama guna me-manage penjara Spandau ini yang isi tahanannya cuma seorang kakek2 !!

Sementara itu Heß mengisi hari2nya di penjara Spandau dengan kesepian yang sangat. Teman satu2nya yang ia punya adalah kepala sipir penjara berkebangsaan AS bernama Eugene K. Bird, seorang Letnan Kolonel Angkatan Darat AS,  yang kemudian dicopot dari jabatannya sebagai kepala sipir penjara karena terlalu akrab dengan Heß. Bird mengeluarkan bukunya tentang Rudolf Heß yang berjudul: “The Loneliest Man in the World: The Inside Story of the 30-Year Imprisonment of Rudolf Hess”. Hari2 panjang yang melelahkan dan sepi semakin dirasakan oleh Heß ketika istrinya meninggal di tahun 1985. Mungkin hal itulah yang turut membulatkan tekad Heß untuk mengakhiri hidupnya sendiri yang penuh dengan kesepian yang “tak pernah berakhir” dengan gantung diri menggunakan kabel listrik di bulan Agustus 1987 di usianya yang ke-93……

Penjara Spandau kini telah tiada, penjara bersejarah tersebut dibongkar habis oleh negara2 sekutu pemenang Perang Dunia II setelah penghuni terakhir penjara tersebut yaitu Rudolf Heß menemui ajalnya. Bagunan sejarah yang sebenarnya sangat berharga ini dibongkar karena negara2 sekutu tersebut tidak mau bangunan penjara tersebut menjadi tempat keramat dan tempat monumen peringatan bagi kaum Neo-Nazi. Kini di bekas penjara tersebut telah berdiri sebuah supermarket yang modern……..

 

27 responses to “Penjara Spandau, Penjara Yang Isinya Hanya Seorang…..

  1. Mengingatkan saya sama kakek Rudolf. Saya membaca tentang kakek Rudolf dan Spandau Ballet pertama kali dari Majalah Intisari ayah saya ketika SD kelas empat. Setelah itu beberapa kali saya baca tentang beliau dan ketika meninggal tahun 87 terus terang jadi agak sedih juga.

  2. Mengingatka pada bacaan … makasih

  3. Wah, baru tahu tentang cerita penjara Spandau. Dulu waktu skul nggak pernah diajarkan tentang ini.

  4. Gila! Penjara dijaga oleh 4 negara besar hanya utk menjaga seorang kakek2. Ga salah tuh? Kurang kerjaan amat! Tapi kasihan juga ya kalo diisolasi puluhan tahun sendirian tentu ga baik buat kesehatan jiwa. Apa ga ada psikolognya ya?

  5. pemberangusan tempat bersejarah, betapapun itu menjadi menyisakan ketragisan hidup, seharusnsa perlu diabadikan sebagai tempat bersejarah yang sangat berharga bagi kepentingan dunia ilmu pengetahuan. sayangnya, setiap rezim biasanya akan selalu menistakan dan menyingkirkan tempat2 bersejarah yang jelas2 berorientasi politis dan demi menghidupkan napas kaum kapitalis.

  6. Wah tempatnya seram juga ya … 😀

  7. Wah 😦
    “Seorang diri” saja, rasanya udah seperti “terpenjara”
    Apalagi seorang diri dalam penjara 😦

  8. Wah, emang sih rasanya sendiri itu sangat sepi buanget (Seperti yang pernah sy alami di Belanda, tapi bukan di Penjara lho… di ruang belajar), tapi untungnya ada internet jadi ga serasa sendiri…..

    Tapi emang bahayanya apa sih si He\betha itu?

  9. Wah, sejarah yang menarik yah, di Eropa sana bikin lahan yang super luas untuk 1 penjara orang doang di Asia orang bejibun kekurangan tempat… hue

  10. saya jadi teringat tentang china, tahun 1418, mereka menemukan dunia.

    Namun sayang, negeri “sumpit” yang semestinya maju itu kemudian justru jadi terisolir karna banyak kitab-kitab dan kemajuan yang dicapai, di pungkas dan dimusnahkan.

    ketakutan yang sama? bisa jadi, begitu banyak pikiran-pikiran buruk lahir demi kepentingan politis.

  11. Kepentingan politik memang terkadang aneh. Pas ada kesempatan ke Berlin, dalam perjalanan ke Dresden….tembok Berlin pun sudah tinggal bekasnya.

  12. diriku juga baru tahu..
    tapi tempe juga mau kok.. :mrgreen:

  13. @Yoga

    Iya… padahal Heß ini tidak seperti yang lainnya karena sejak 1941 ia sudah mendekam di penjara Inggris, jadi otomatis dia hanya melakukan perang selama dua tahun saja, sementara yang lainnya 6 tahun penuh. Toh, dia dihukum seumur hidup juga…

    @Ersis Warmansyah Abbas

    Ya… terima kasih kembali! 🙂

    @Edi Psw

    Nggak papa kok pak, kalo pelajaran sejarah di Indonesia memang jarang yang menceritakan tentang penjara Spandau ini. 🙂

    @AgusBin

    Jangankan psikolog, dokterpun kalau diperlukan juga ada. Tapi masalahnya walaupun ada psikolog kalau penyebab penurunan mentalnya adalah karena isolasi, ya biar dia “dirawat” oleh 10 psikolog kalau dia tetap terisolasi di penjara Spandau, ya tetep sama aja oblong Bin! 😀

    @Sawali Tuhusetya

    Sebenernya motivasi penghancuran penjara Spandau ini setelah penghuni terakhirnya menemui ajalnya adalah politis dan ideologis, agar jangan ideologi Nazisme berkembang lagi dan mendapat hati kembali…. 😀

    @Awan Sundiawan

    Cocok jadi lokasi film horror ya? 😀

    @g.a.i.a

    Yah begitulah…. terkadang manusia tidak bisa terlepas dari suratan nasib 😦

    @mathematicse

    Sepi kalau bebas masih jauh mendingan, ini udah sepi nggak bebas pula! Wah nggak tahu deh gimana rasanya…..

    Si Heß secara fisik dia tidak berbahaya, namun secara ideologis dia berbahaya karena bisa menimbulkan bangkitnya faham Nazisme lagi di Jerman…. 😀

    @Raffaell

    Apalagi di Indonesia, bejibun banget, belum lagi kalau semua koruptor maling ayam sama maling jemuran juga ikut dimasukin, wah nggak kebayang sesaknya seperti apa… hehehe…. 😀

    @SQ

    Itulah politik….. selalu memecah belah umat, guna mencari pengikut demi kepentingannya sendiri dan kelompoknya! 😦

    @edratna

    Wah…. nggak sempat beli souvenir kepingan tembok Berlin yang asli ya bu?? Sepupu saya sempat beli bu! Bentuknya sih jelek bu, tapi katanya nilai historisnya tinggi! 😀

    @hanggadamai

    Oooo…. baru tahu ya?? Biasanya jengkol yak?? :mrgreen:

  14. Rudolf dari belakang keliatan macam sithnya starwors. :))

  15. Mungkin berbeda kalau yang dipenjarakan Dr Josef Mengele…saya gak bakal sentimentil sampai merasa little bit mourning 🙂 ( dengan kejahatannya terutama percobaan manusianya yang sangat mengerikan tentu si malaikat maut ini bakal kena hukuman mati langsung instead of penjara seumur hidup) yah disitulah bedanya antara kejahatan ideologis dan kejahatan yang tampak secara fisik.

    Sayangnya sampai akhir hayatnya penjahat perang yang satu ini tidak pernah tertangkap. Mudah-mudahan kelak ada tulisan tentang Josef Mengele ini disini.

  16. wah kasian yah si kakek rudolph… gak kebayang deh betapa sepinya di sana… dipenjara seorang diri lagi… btw salam kenal bang…

  17. gileee… 21 tahun nge-jomblo!!! jomblo sejati pula!!!

    With a thrill in my head and a pill on my tongue,
    Dissolve the nerves that have just begun.
    Listening to Marvin all night long.
    This is the sound of my soul.

    mungkin ini yang diangkat sama Spandau Ballet… *perasaan ga nyambung* :mrgreen:

  18. Weih.. menambah banyak wawasan tentang Spandau..
    saya jadi mempunyai gambaran tentang penjara pak.. tapi jangan sampek tinggal disana.. 😆

  19. wah info sejarah yang menarik Pak, saya baru tahu, habis di sekolah tidak diajarkan sih…

    Kini di bekas penjara tersebut telah berdiri sebuah supermarket yang modern……..

    yang pada belanja di situ digangguin ga Pak sama hantunya Rudolf? hehehehe :mrgreen:

  20. Wah, sang penghuninya udah nggak ada yah…
    Sayang sekali…

  21. Wow… Kebanyakan duit tuh.
    Kenapa ga disumbangin ke Indonesia aja ya?

  22. lah bukannya om yari paling suka ma jengkol :mrgreen:

  23. mas mbak ada paket wisata yang gak gratis..he, coba di http://www.kibchome.multiply.com wisata melihat BURUNG GARUDA DI ALAM..

  24. @Black_Claw

    Iya bener…. hehehe…..

    @Yoga

    O iya…. menarik juga tuh tentang Dr. Josef Mengele…. hehehe…. idenya boleh juga tuh…. kapan2 saya tulis deh….. mungkin tulisannya nanti berupa kekejaman Gestapo dan Schutzstaffel (SS)…. 😀

    @ghozan

    Salam kenal juga….. terima kasih ya telah berkunjung ke blog saya… 🙂

    @Onta

    Yang lagunya “Gold” juga saya suka…..

    Gold…. Always believe in your soul…. You’ve got the power to know… You’re indestructible…. always believe in…. You are gold…

    Ah… jadi ingat masa2 tahun 1980an hehehe…. Lah kok ikut2an OOT ngebahas lagu2nya Spandau Ballet !! :mrgreen:

    @azaxs

    Lagian…. siapa yang mau juga tinggal di penjara??? Huehehe…. :mrgreen:

    @maxbreaker

    Kalau belanjanya siang2 ya nggak kalee…. soalnya hantunya kalo siang lagi bobok…… :mrgreen:

    @ardianto

    Kalau ada terus bukannya malah kasihan karena menderita? 😦

    @achoey sang khilaf

    Saya juga baru tahu tentang mie janda… jadi impas ya? :mrgreen:

    @Ivan Wangsa C.L.

    Wah… nanti kalau duitnya dikirim ke Indonesia…. dikorupsiin dong! :mrgreen:

    @hanggadamai

    Yeee…. hangga…. kok lempar batu jengkol sembunyi tangan sih?? :mrgreen:

    @wawan

    Terims atas infonya……

  25. Salam
    Cerita sejarah yang sangat menarik ya, saya hanya merasa merinding membayangkan kesepian seorang Heß di hari tuanya dan kemudian malah berakhir tragis, mungkin menurut dia lebih baik mati drpd tersiksa rasa sepi 😦 hiks

    _________________________________

    Yari NK replies:

    Ya… itulah…. sudah dipenjara dan hidupnya tidak bebas…. sendiri pula…… tidak kebayang rasanya seperti apa. Mungkin itulah yang menyebabkan Heß berfikiran bahwa hidup lebih lama tanpa ada kemungkinan bebas akan hanya menyengsarakan dirinya lebih lama lagi…… 😦

  26. waaah, parah juga nih penjara,, terlalu buang2 uang sih sebenernya untuk suatu alasan yang sangat tidak manusiawi,, separah itukah memperlakukan manusia,, kayaknya apa yang diberikan kepada rudolf hess lebih parah dari hukuman mati,, karena sebenernya dgn hukuman seperti itu malah membunuh karakter, batin dan jiwa dia…

    ______________________________

    Yari NK replies:

    Mungkin hal seperti itulah yang diinginkan Sekutu terutama Uni Soviet dalam menghukum pesakitan Nazi. Mereka ingin dibiarkan menderita berkepanjangan termasuk menderita secara batin (psikologis)……. Tetapi anehnya banyak aktivis zaman sekarang yang justru lebih menentang hukuman mati dibandingkan hukuman seumur hidup. Nah, bagaimana tuh??

Tinggalkan komentar